Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain 17 Tewas di Bentrok "Tinju Amatir Bupati Cup" Nabire, 30 Kritis

Kompas.com - 15/07/2013, 04:52 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Sebanyak 17 orang meninggal dunia dan 30 orang lainnya masih kritis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua, Minggu (14/7/2013) malam, menyusul bentrok antar-pendukung dua petinju yang berlaga di final Kejuaraan Tinju Amatir Bupati Cup. Situasi Kota Nabire masih mencekam.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, final "berdarah" ini terjadi di kelas 58 kilogram. Pertandingan final mempertemukan Yulius Pigome dari Sasana Mawa dan Alvius Rumkorem dari sasana Persada. Sabuk juara direngkuh Alvius dengan kemenangan angka. Hasil pertandingan inilah yang memicu bentrok antar-pendukung, yang berujung dengan tumpukan korban jiwa.

Bentrok bermula dari aksi lempar kursi karena tidak terima dengan hasil pertandingan itu. Ronny, warga Nabire yang menyaksikan pertandingan dan melihat langsung kerusuhan menuturkan ada seribuan orang yang menyesaki bangku penonton laga final tersebut. Ketika bentrok mulai terjadi, para penonton serentak berebut keluar Gelanggang Olah Raga, lokasi pertandingan.

“Karena pintu keluar kecil dan orang-orang sangat banyak sehingga banyak yang jatuh dan terinjak-injak saat berebut keluar dari gedung,” jelas Ronny, ketika dihubungi melalui telepon genggam. Dia mengatakan, pada awalnya pertandingan ini tak terlalu banyak ditonton karena harus membeli tiket. Penonton baru membeludak setelah Bupati Nabire, Isaias Douw, yang hadir di lokasi meminta panitia menggratiskan tiket.

“Setelah Bupati membebaskan karcis banyak orang-orang yang sebagian hanya berkumpul di luar gedung bisa masuk menonton. Sebagian di antara mereka dalam kondisi mabuk,” jelas Ronny. Saat terjadi keributan antar-pendukung, Isaias Douw sempat mencoba menenangkan, tetapi tidak dihiraukan dua kelompok yang terlibat saling lempar kursi.

“Imbauan Bupati tidak dihiraukan para pendukung yang sudah emosi, malahan Bupati dan istrinya ikut menjadi sasaran lemparan kursi oleh pendukung yang kecewa,” jelas Ronny. Suasana baru terkendali setelah Aparat Kepolisian dari Polres Nabire melerai kedua kelompok, tetapi korban jiwa telanjur jatuh.

Saat ini menurut Ronny kondisi Kota Nabire masih mencekam. Sejumlah kerabat korban yang meninggal sudah berkumpul dengan membawa senjata tajam. “Katanya mereka mau meminta pertanggungjawaban Bupati, tapi karena masih malam dan aparat kepolisian masih banyak berjaga jadi mereka hanya berkerumun saja dengan senjata tajam,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com