Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: "Over Capacity" Masalah Lama Penjara

Kompas.com - 13/07/2013, 13:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu faktor penyebab terjadinya kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, beberapa waktu lalu adalah kurangnya daya tampung penjara (over capacity). Jumlah narapidana di lapas tersebut mencapai 2.600 orang, sementara kapasitas lapas hanya 1.054 narapidana.

Anggota Komisi III Trimedya Panjaitan menilai, persoalan over capacity tersebut merupakan persoalan lama pemerintah yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini.

"Pertama soal kelebihan kapasitas. Negara belum dapat menyiapkan penjara memadai di tiap daerah," katanya saat diskusi polemik dengan tema "Gelap Mata di Tanjung Gusta" di Rumah Makan Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2013).

Selain persoalan itu, Trimedya mengungkapkan, masih banyak persoalan yang terjadi di dalam lapas, seperti permasalahan kesejahteraan sipir penjara dan biaya perawatan fasilitas di dalam lapas yang minim anggaran.

"Kami akhirnya menyepakati agar kesejahteraan sipir dinaikkan sampai dua kali lipat. Uang jaga malam ditingkatkan," katanya.

Tidak lupa, Komisi III juga menyoroti persoalan peredaran uang di dalam penjara yang begitu tinggi. Adanya transaksi jual beli remisi membuat kondisi lapas tidak akan pernah berubah.

"Kalau ada kemauan dari warga binaan dan mental aparat seperti itu, permasalahan tidak akan pernah selesai," tandasnya.

Seperti diberitakan, kerusuhan terjadi Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013). Insiden itu dipicu oleh terhentinya pasokan listrik dan air di lapas. Para napi kemudian melakukan provokasi hingga timbul kerusuhan di lapas yang akhirnya berujung pada pembakaran.

Situasi kacau ini dimanfaatkan ratusan warga binaan untuk kabur dengan menyandera 15 petugas lapas. Sekitar 176 napi melarikan diri, termasuk beberapa napi kasus terorisme. Kepolisian hingga saat ini masih melakukan pencarian ratusan napi yang kabur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com