Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Bergilir, PLN Salahkan Asap

Kompas.com - 12/07/2013, 16:40 WIB
Kris R Mada

Penulis


BATAM, KOMPAS.com
 — PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam menyebut kabut asap sebagai penyebab pemadaman bergilir selama beberapa waktu terakhir. Kabut asap disebut membawa partikel debu yang mengendap di turbin. Akibatnya, turbin harus dimatikan untuk perawatan di luar jadwal.

Manajer Senior Komunikasi PT PLN Batam Agus Subekti mengatakan, perawatan berupa pembersihan turbin dari endapan partikel debu yang menumpuk selama kabut asap melanda Batam. Kabut asap dari Sumatera terbawa ke Batam selama pekan ketiga Juni 2013.

"Kabut asap membawa partikel-partikel yang tidak tersaring dan mengendap di mesin. Tumpukan partikel debu dapat mengakibatkan hubungan arus pendek. Endapan sedang dibersihkan dan paling lambat selesai Rabu depan," ujar Agus di Batam, Jumat (12/7/2013).

Agus tidak menjelaskan kenapa dampaknya baru terasa dua pekan setelah kabut asap tidak ada di Batam. Tidak juga dijelaskan kenapa di daerah lain tidak ada kerusakan pembangkit dengan alasan serupa. Daerah dengan pembangkit listrik tenaga gas ialah di Sumatera Selatan, salah satu provinsi tempat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.

Warga Batam mengaku sulit menerima alasan pemadaman yang diajukan PLN Batam. Mereka masih berusaha paham saat PLN beralasan kekurangan pasokan gas untuk menyalakan pembangkit. Namun, alasan kabut asap sebagai penyebab kerusakan pembangkit sulit diterima.

"Di Sumatera yang lebih parah dan lama kabutnya, tidak ada laporan pembangkit rusak gara-gara kabut asap," ujar Ian, warga kawasan Batam Center.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com