Rela Keluarkan Uang demi Nikmati Musik Saat Sahur

Sejumlah warga desa dan kelurahan di Bumi Lasinrang, misalnya, rela merogoh kocek demi mendatangkan grup musik sahur dari luar kecamatan untuk hiburan santap sahur.

Tak heran, jika grup-grup musik di berbagai desa dan kelurahan kebanjiran tawaran menghibur warga yang sahur di berbagai tempat. Misalnya, grup "Metalica" fokus menghibur secara total warga di desanya sendiri.

Namun untuk malam berikutnya grup musik yang hanya mengandalkan alat musik dari barang ronsokan seperti potongan drum bekas, gentongan bamboo, piring bocor, spiker tua dan sejumlah peralatan musik lainnya ini sudah harus memenuhi jadwal permintaan "manggung" di desa atau kelurahan lain.

“Grup kami sudah punya jadwal menghibur di sejumlah kecamatan di Pinrang selama Ramadhan,” ujar Ancu, koordinator "Metalica Group".

Ancu mengaku sekali manggung di kampung alin, ia dan grupnya mendapat bayaran antara Rp 250.000 hingga Rp 500.000. Bayaran tersebut sesuai keikhlasan warga, bukan karena ditarif.

Kendati bayarannya tidak besar, namun Ancu cs tetap bangga. “Metalica group” kebanggannya bisa menghibur dan menemani warga saat makan sahur.

Grup musik lainnya, “Patroli Sahur” di Madimeng, Pinrang juga kerap diundang warga untuk "konser" menemani sahur. Bahkan, karena banyaknya pesanan, grup ini sampai menolak tawaran manggung dari daerah lain.

Adanya grup sahur direspons positif warga Pinranh. Bahtiar, warga Kelurahan Mamminasae sangat mengapresiasi munculnya berbagai group musik sahur di kalangan anak-anak dan remaja di berbagai tempat. Selain mereka berjasa membangunkan warga agar tidak terlambat makan sahur, grup ini bisa menjadi wadah kreasi anak muda.

"Kami bangga dan senang di kala sulit bangun sahur ada grup musik sahur yang setia membangunkan warga agar tidak lupa makan sahur," kata Bahtiar, Jumat (12/7/2013).