Blusukan ke Pasar, Cawagub Jatim Dimintai Uang

Sambutan pertama bagi Said adalah keluhan terkait dengan harga kebutuhan bahan pokok yang terus melangit. Mereka meminta Said Abdullah bisa mencarikan solusi. Sulalah, warga Kelurahan Kolpajung yang merupakan penjual daging sapi, mengatakan bahwa harga daging saat ini tidak sebanding dengan harga sapi. Akibatnya keuntungan pedagang sangat minim, bahkan terkadang rugi.

"Bapak Said, tolong harga sapi jangan terlalu mahal sehingga harga daging bisa stabil," kata Sulalah diikuti tawa pedagang daging lainnya.

Said hanya membalas dengan senyuman permintaan itu. Setelah berkunjung ke los penjual daging, Said berkeliling ke penjual lainnya. Tiba di los penjual palawija, Said dimintai uang.

"Pak Said, ini stan saya ditempeli gambar bapak. Saya minta uangnya ya," kata Fadilah, penjual palawija, tanpa sungkan.

Permintaan uang itu tidak hanya diucapkan Fadilah saja. Rata-rata warga di Pasar Kolpajung juga meminta hal yang sama. Mereka beralasan, setiap kali ada pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala desa; calon hanya dekat dengan rakyat di awal saja. Setelah terpilih, mereka sama sekali tidak ingat sama rakyatnya.

"Lebih baik minta uangnya saja di awal, daripada nanti terpilih lupa sama rakyat," ujar Syamsul Arifin, warga Desa Pademawu Barat, Pamekasan.

Sementara itu, ketika ditanya soal Pilgub Jawa Timur, 29 Agustus mendatang, Said Abdullah tidak menargetkan perolehan dalam persentase. Menurutnya, hal itu tidak dibutuhkan untuk menang.

"Menang dengan 1 suara saja tetap menang, jadi tidak perlu persentase," terangnya.

Sebagai satu-satunya calon wakil gubernur asal Madura, Said berharap bisa meraih kemenangan. Menurutnya, kehadiran calon dari Madura merupakan sesuatu yang luar biasa. Namun, dia tidak mau berkutat soal sentimen kesukuan.

"Jangan berbicara soal Madura saja, tetapi ini menyangkut kepentingan Jawa Timur. Mudah-mudahan saya menang dan masyarakat Jawa Timur bisa lebih sejahtera lagi dari saat ini," pungkasnya.