Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Pasangan HM Desak Pilgub Maluku Utara Diulang

Kompas.com - 05/07/2013, 16:37 WIB
Kontributor Halmahera, Anton Abdul Karim

Penulis

HALMAHERA, KOMPAS.com — Desakan pelaksanaan ulang Pemilihan Gubernur Maluku Utara terus mengalir. Pendukung pasangan cagub dan cawagub Hein Namotemo-Malik Ibrahim (HM) kembali mendesak Badan Pengawas Pemilu Maluku Utara (Bawaslu Malut) mengeluarkan rekomendasi pemilihan ulang karena pelaksanaan pemungutan suara beberapa hari lalu sarat pelanggaran.

Di Tobelo, Halmahera Utara, sekitar ribuan pendukung HM melakukan aksi demonstrasi di kantor KPU dan Panwas Kabupaten Halmahera Utara, Jumat (5/7/2013). Mereka mendesak Panwas Halmahera Utara merekomendasikan sejumlah pelanggaran kepada Bawaslu. Selanjutnya pendemo juga menuntut Bawaslu Malut merekomendasikan pemilihan ulang karena dianggap banyak kecurangan.

Pendemo bahkan menuding pasangan nomor urut 3, Ahmad Hidayat Mus-Hasan Doa (AHM-DOA), melakukan pelanggaran Pilgub Malut berupa politik uangdan sebagainya. Salah satu pelanggaran, khususnya di Tobelo yang saat ini tengah ditindaklanjuti Bawaslu, yakni adanya sejumlah warga yang mencoblos di dua tempat pemungutan suara (TPS). Kasus ini ditemukan di Desa Gosoma, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, pada saat pemungutan suara, Senin (1/7/2013) lalu.

"Pilgub Malut kali ini banyak pelanggaran, utamanya money politic dan sebagainya. Panwas Halut juga ternyata 'berselingkuh' dengan salah satu kandidat, dan itu kami tahu betul," koar Muhammad Kocoa, salah satu orator.

Sementara itu, Ketua Panwas Halmahera Utara Muchsin Boga saat menemui pendemo mengatakan, pihaknya tetap netral dalam mengawasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur Maluku Utara.

"Semua pelanggaran yang kami temui ataupun dari laporan masyarakat tetap kami tindak lanjuti sesuai perundang-undangan. Perlu saya tegaskan, kami (Panwas) bukan milik kandidat ini atau itu. Kami adalah milik semua kandidat," ucap Muchsin.

Massa kemudian menuju kantor KPU Halmahera Utara. Di kantor penyelenggara pemilu itu, pendemo menyampaikan tuntutan yang sama.

"Intinya kami ingin pemilihan ulang karena ini sudah tidak benar semuanya," koar seorang orator lagi.

Di sana, pendemo sempat dibubarkan paksa oleh aparat keamanan. Hal ini dilakukan karena pendemo bersikeras ingin masuk ke halaman kantor KPUD. Pihak keamanan kemudian membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Alhasil, pendemo meninggalkan kantor KPUD Halmahera Utara.

Namun, massa tetap melakukan aksinya. Mereka malah beralih ke kantor Sinode Maluku Utara yang berdomisili di Tobelo, Halmahera Utara. Di kantor itu, pendemo menyampaikan kekesalannya atas sikap Sinode karena dinilai berpihak kepada salah satu kandidat.

Menurut pendemo, sebelumnya, kandidat nomor urut 3, AHM-DOA, memberikan bantuan kepada Sinode dengan memberangkatkan 100 pendeta ke Israel. Massa HM ini menilai kerja sama tersebut sebagai upaya memenangkan kandidat nomor urut 3. Karenanya, saat bertandang ke kantor Sinode, massa HM mendesak ketua Sinode agar melepaskan jabatannya.

"Kami atas nama masyarakat Halmahera Utara mengutuk keras ketua Sinode. Sebagai lembaga keagamaan, semestinya Sinode tidak mencampuri urusan politik," teriak Samuel Karool.

Pengurus Sinode sendiri saat didemo tidak berada di tempat. Hingga saat ini, pendukung HM masih berkonsentrasi di sejumlah titik di Kota Tobelo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com