Mereka menuntut Kepala Dinas Kesehatan dicopot dari jabatan karena instansi itu tidak melakukan fogging sehingga banyak warga Rowosari yang terjangkit demam berdarah.
“Sekarang ada 15 warga yang menderita DB dan sekarang dirawat di rumah sakit,” kata Suryati seorang ibu yang ikut berunjuk rasa.
“Kami juga meminta supaya dilakukan fogging di Rowosari,” pintanya.
Suryati menjelaskan, sebagian besar warga Rowosari yang terkena DB adalah warga miskin dan bekerja sebagai nelayan. Ia berharap, pemerintah daerah membebaskan biaya pengobatannya.
Suryati menambahkan, sudah ada satu korban meninggal dunia karena terkena DB. Ia bernama Radifan Rasis (9), warga Dukuh Tegalrejo, Desa Rowosari, Kecamatan Rowosari Kendal.
Namun, hingga saat ini tidak ada upaya dari Dinas Kesehatan untuk melakukan penyemprotan nyamuk demam berdarah di Rowosari, meskipun warga sudah meminta. “Alasannya, tidak ada anggaran untuk fogging, karena sudah habis,” kata Suryati.
Para pendemo akhirnya membubarkan diri setelah ditemui oleh Kepala Satuan Kebangsaan dan Politik Kabupaten Kendal, Feri Bonay.
Pada kesempatan itu, perwakilan pendemo menyerahkan surat yang ditujukan pada Bupati Kendali. Dalam surat itu, warga meminta diadakan fogging di Rowosari dan pengobatan gratis untuk penderita DB yang dirawat di rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.