Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pencarian Korban Dihentikan Sementara

Kompas.com - 03/07/2013, 02:29 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Upaya pencarian korban gempa di kawasan Kabupaten Bener Meriah dihentikan sementara, Selasa (2/7/2013) malam, karena ketiadaan penerangan. Hingga penghentian sementara pencarian, tujuh orang dipastikan tewas akibat gempa yang melanda wilayah Aceh, Selasa siang.

Wakil Bupati Bener Meriah, Rusli M Saleh, mengatakan, upaya pencarian akan dilanjutkan Rabu (3/7/2013) pagi. Dia menyebutkan, hingga Selasa malam, tujuh orang tewas, termasuk seorang ibu dan satu anaknya, yang tertimbun longsor di Desa Blang Palam, Kecamatan Suka Makmur. Sementara korban luka menjadi 30 orang.

"Selain merusak ratusan rumah dan bangunan fasilitas publik, gempa juga merusak sarana jalan menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah," kata Rusli via saluran telepon kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2013) malam. Warga Bener Meriah dan Aceh Tengah kini sebagian besar mengungsi ke tempat yang dianggap aman. Mereka memanfaatkan lokasi-lokasi seperti masjid dan tanah lapang untuk menghindari reruntuhan gempa.

Sementara itu, warga masih dikejutkan dengan gempa susulan yang terus menggoyang dua wilayah ini. Gempa susulan juga sempat dirasakan hingga ke Kota Banda Aceh yang berjarak lebih dari 400 km. "Gempa susulan yang baru terjadi juga sangat kencang dan ini juga membuat warga sangat terkejut dan panik," ujar Barry, seorang warga Pasar Inpres, Takengon, Aceh Tengah.

Tujuh kali gempa susulan

Hingga tengah malam, setidaknya telah terjadi tujuh kali gempa susulan. Setelah gempa susulan berkekuatan 5,5 skala Richter pada pukul 20.55 WIB, satu gempa susulan kembali terjadi dengan kekuatan 5,3 skala Richter pada pukul 22.36 WIB, seperti dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kecemasan warga semakin meningkat karena beredar rumor bahwa rangkaian gempa ini adalah akibat aktivitas Gunung Burni Telong. Rusli mengimbau warga tak mudah termakan isu meskipun juga diminta tetap mewaspadai gempa susulan.

Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Syahnan mengatakan, gempa yang berpusat di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan gempa tektonik akibat pergerakan Patahan Semangko. Patahan tersebut membentang sepanjang 1.900 kilometer di Pulau Sumatera.

"Gempa ini bukan akibat aktivitas vulkanik Gunung Api Burni Telong. Ini karena pergerakan Patahan Semangko," ujar Syahnan. Patahan Semangko tersebut merupakan salah satu sesar yang paling aktif di Indonesia sehingga sering menimbulkan gempa tektonik.

"Karena gempa yang terjadi di kedalaman dangkal, yakni 10 kilometer di darat, makanya sangat terasa dan banyak menimbulkan kerusakan," Kata Syahnan. Dia mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan munculnya gempa-gempa susulan.

Gempa serupa juga pernah melanda Kabupaten Pidie pada tahun lalu. Gempa tersebut menyebabkan seorang warga tewas dan ratusan rumah warga rusak berat dan ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Regional
    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Regional
    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Regional
    Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

    Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

    Regional
    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Regional
    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Regional
    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Regional
    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Regional
    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Regional
    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Regional
    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Regional
    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    Regional
    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Regional
    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

    Regional
    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Regional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com