Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bakar Lahan untuk Persiapan Kebun

Kompas.com - 02/07/2013, 09:33 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Sebagian warga di Provinsi Riau menolak upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan. Pemadaman dinilai mengganggu proses penyiapan lahan untuk perkebunan mereka.

Juru Bicara Satuan Tugas Pemadaman Kebakaran Lahan, Komisaris Besar Agus Rianto, mengatakan, penolakan terjadi di beberapa tempat di Riau. Mereka menolak tim pemadam bekerja di lahan-lahan yang terbakar. ”Sebagian masyarakat di Riau terbiasa membakar lahan untuk persiapan kebun,” ujarnya, Senin (1/7/2013), di Pekanbaru, Riau.

Penolakan, antara lain, terjadi di Rokan Hilir, Siak, dan Pelalawan. Masyarakat menghadang mobil pemadam mendekati lahan yang terbakar. Mereka beralasan, pemadaman bisa mengganggu penyiapan lahan untuk perkebunan.

Kepala Dinas Kehutanan Riau Zulkifli Yusuf mengakui bahwa teknik bakar lahan paling murah untuk penyiapan lahan. Biayanya tidak sampai 10 persen jika harus menggunakan alat berat dan pemupukan. ”Dengan pembakaran, lahan bisa bersih sekaligus kondisi tanahnya lebih ideal untuk ditanami,” tuturnya.

Tingkat keasaman (pH) lahan gambut rata-rata di level 3. Agar ideal, pH lahan harus dinaikkan menjadi skala 6 hingga 7. Jika menggunakan pupuk, dibutuhkan dana jutaan rupiah. Pemupukan juga hanya bisa dilakukan setelah lahan dibersihkan. Untuk pembersihan, harus digunakan mesin keruk agar cepat selesai. ”Dengan pembakaran, paling banyak habis Rp 1 juta,” ujarnya.

Teknik itu diduga tidak hanya dipakai oleh petani perseorangan. Sejumlah perusahaan diduga menggunakan teknik itu demi alasan efisiensi waktu dan biaya. Karena itu, aparat tengah menyelidiki dugaan keterlibatan perusahaan dalam kebakaran lahan di Riau. Dasar dugaan itu, antara lain, karena 405 titik api terpantau di area hutan tanaman industri (HTI). Selain itu, terpantau pula 225 titik api di hutan produksi di Riau.

Anggaran

Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menuturkan, pemadaman kebakaran di Riau sudah menghabiskan Rp 47,7 miliar dari Rp 70 miliar yang disiapkan. Anggaran itu, antara lain, dipakai untuk hujan buatan Rp 15 miliar, sewa helikopter Rp 1,2 miliar. ”Sewa heli belum termasuk untuk heli Kamov dan pesawat BE-200,” ujarnya.

Untuk sewa dua heli Kamov berkapasitas 4.500 liter air dianggarkan Rp 15 miliar. Dua heli Kamov dan satu pesawat Beriev BE-200 berkapasitas 12.000 liter air akan disiagakan untuk pemadaman kebakaran lahan di provinsi lain. BNPB mencatat empat provinsi di Kalimantan bersama Lampung, Sumatera Utara, dan Jambi melaporkan potensi peningkatan titik api. Tujuh provinsi itu sama-sama memiliki lahan gambut seperti Riau.

”Paradigmanya antisipatif, jadi sebelum ada kebakaran sudah siaga. Kalau bisa, jangan sampai ada kebakaran lahan di provinsi lain,” ujarnya. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com