Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Banteng Jawa, Musisi Akan Keliling Keraton Yogyakarta

Kompas.com - 30/06/2013, 18:38 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com — Terus menurunnya populasi banteng jawa (Bos javanicus) di Indonesia membuat dua musisi Tanah Air, gitaris satu jari Doddy "Mr D" Hernanto dan penyanyi Sarah Fitria Andini akan berkeliling keraton Yogyakarta untuk melakukan kampanye penyelamatan satwa liar tersebut.

"Banteng Jawa merupakan satu dari lima spesies banteng di dunia di mana satu dari lima spesies banteng itu, Bos primigenius (Auroch), telah dinyatakan punah. Jadi, jika tidak segera diselamatkan, nasib banteng jawa juga akan punah," kata Doddy usai pemilahan lagu di studio Rick Hanes, Surabaya, Minggu (30/6/2013).

Doddy yang juga Duta Banteng Jawa Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) ini menambahkan, kampanye itu akan dilakukan pada 4 Juli 2013 mendatang. Pemilihan kawasan keraton Yogyakarta sebagai lokasi kegiatan kampanye penyelamatan banteng jawa, menurutnya, karena keraton dianggap sebagai simbol masyarakat Jawa.

"Tujuan saya bukanlah melakukan unjuk rasa, tetapi memakai simbol-simbol kebudayaan untuk menyelamatkan satwa liar. Melalui simbol itu, diharapkan muncul kesadaran kolektif masyarakat," katanya.

Kampanye yang didukung oleh Taman Safari Indonesia (TSI) serta Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta itu, menurut Dody, mempunyai arti penting karena populasi banteng di seluruh dunia diperkirakan tidak lebih dari 8.000 ekor, bahkan bisa kurang dari 5.000 ekor.

Sementara itu, banteng jawa sendiri sejak tahun 1996 dinyatakan dalam status terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Saat ini, kata musisi yang juga mantan keyboardis beberapa album grup musik rock Boomerang ini, populasi banteng jawa di Taman Nasional Baluran Situbondo sendiri tersisa 26 ekor. Padahal, pada 2012, populasi banteng liar di Hutan Baluran ini lebih dari 200 ekor. Demikian pula di Taman Nasional Meru Betiri, Alas Purwo, dan Ujung Kulon.

Penurunan populasi itu, menurutnya, terjadi karena berkurangnya habitat, baik akibat pembukaan lahan oleh masyarakat sekitar hutan maupun persaingan dengan pemangsa ajag (Cuon alpinus) maupun karena perburuan.

"Untuk menekan terus menurunnya populasi banteng, Menteri Kehutanan yang didukung oleh Taman Safari Indonesia telah membuat program mengembangbiakkan secara semi-alami di Taman Nasional Baluran. Nah, tugas saya ialah mengajak masyarakat untuk ikut memerangi perburuan banteng jawa dan mendukung program itu," katanya.

Sarah Fitria Andini, penyanyi bergenre pop kreatif, ini mengatakan, rangkaian kampanye yang dimulai sejak 2 Juli juga dilakukan di kawasan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wirogunan Wirogunanart Gallery bersama seniman rupa di Yogyakarta serta menggelar diskusi bersama jurnalis dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Kami ingin mengajak generasi muda, pecinta di Indonesia, untuk ikut menjaga satwa liar dari kepunahan. Saya juga ingin mengajak jurnalis, sebagai penyampai pesan di masyarakat, untuk ikut membantu menyuarakan suara satwa liar yang juga suara minoritas," kata biduan pembawa lagu "Kamu yang Dulu" dan "Oh Baby" ciptaan Dewiq dan Pay ini.

Manager Program Foksi, Indra Harsaputra, mengatakan, Yogyakarta dipilih menjadi sasaran kampanye karena selain Bali, Yogyakarta merupakan daerah wisata yang sudah dikenal oleh wisatawan Eropa. Selain mengenalkan potensi wisata alam di seluruh nusantara, menurutnya, ini juga menunjukkan komitmen masyarakat di Indonesia dalam upaya pelestarian satwa liar.

"Konservasi satwa, musik kreatif, dan inovatif juga merupakan elemen pendukung di dunia pariwisata di Tanah Air karena Indonesia kaya akan potensi alam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com