Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pakai Baju Adat, Bupati Simalungun Didesak Mundur

Kompas.com - 30/06/2013, 02:16 WIB
Tigor Munthe

Penulis


SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Simalungun Indonesia (DPP AMSI) menyesalkan sikap JR Saragih selaku Ketua Presidium Partuha Maujana Simalungun (PMS) yang tidak mengenakan pakaian adat Simalungun saat menyambut tamu kehormatan pada Pesta Haroan Bolon dan penutupan Pesta Rondang Bittang di Hapoltakan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (29/6/2013).

"Kami dari kaum muda Simalungun sesalkan sikap JR Saragih yang juga adalah Bupati Simalungun tidak mengenakan gotong dan hiou, yang merupakan pakaian adat Simalungun saat menyambut tamu kehormatan," kata Japen Saragih, Sekretaris DPP AMSI di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.

Padahal menurut Japen, sebagai pimpinan lembaga pemangku adat Simalungun, seharusnya JR Saragih menjadi contoh dan teladan bagi warga Simalungun khususnya generasi muda.

Sayangnya, lanjut Japen, pada kegiatan tersebut, JR Saragih justru menyematkan hiou dan pakaian adat Simalungun kepada para tamu kehormatan antara lain Menteri BUMN Dahlan Iskan dan TB Silalahi.

"Melihat situasi ini telah berulang-ulang dilakukan JR Saragih, sepantasnya beliau mengundurkan diri sebagai Ketua Presidium Partuha Maujana Simalungun," ujar Japen.

Sebelumnya, di seluruh wilayah Kabupaten Simalungun yakni 31 kecamatan digelar Haroan Bolon (gotong royong massal) pada Jumat (28/6/2013).

Lalu pada Sabtu (29/6/2013) dilaksanakan Pesta Haroan Bolon bertempat di Hapoltakan Raya, diwarnai dengan Tor-tor Haroan Bolon yang diikuti ribuan orang.

Hadir di tengah massa yang menari, Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama Bupati JR Saragih.

Museum Rekor Indonesia (MURI) memutuskan Tor-tor Haroan Bolon mencatatkan rekor baru yakni mencapai 9000-an penari. Sebelumnya rekor penari massal yang tercatat dalam MURI hanya melibatkan 7.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com