Akibat aksi bejat duda itu, Su mengalami shock dan harus dilarikan ke RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo. Hingga diberita ini ditulis, korban masih mendapat perawatan intensif dari petugas medis di ruang shelter (Save House) PPT KKTPA.
“Kami sengaja menempatkan nenek korban perkosaan ini untuk dirawat di tempat khusus karena kondisi korban sudah sepuh. Untuk itu, kami berharap polisi segera menangkap pelakunya,” kata Supriyono, kuasa hukum PPT KKTPA Situbondo.
Diperoleh keterangan, terungkapnya kasus perkosaan terhadap nenek yang diketahui kondisinya sakit-sakitan itu bermula dari keluhan korban yang mengaku terasa sakit di sekitar kemaluan. Setelah didesak oleh keluarganya korban mengaku sekitar dua minggu yang lalu dirinya dipaksa untuk melayani nafsu bejat Ba. Pelaku memerkosa Su saat situasi rumah korban sepi karena anak-anaknya sedang menghadiri hajatan di rumah seorang tetangga.
"Awalnya, saat ditanya, nenek tidak mengaku jika dipaksa melayani nafsu bejat Pak Ba. Namun setelah didesak, nenek baru bilang (diperkosa). Itu pun setelah merasa sakit. Pihak keluarga langsung membawanya ke RSU Situbondo," tutur Yu (27), salah seorang kerabat dekatnya, Selasa (25/6/2013).
Yu menjelaskan kronologi perkosaan berdasarkan pengakuan korban. Saat itu, rumah Su dalam keadaan sepi. Pelaku langsung masuk menyelinap ke rumah dan memaksa korban yang sudah terbaring lemah karena sakit kaki itu untuk berhubungan badan. Dengan kondisi demikian, tentu saja nenek tersebut tidak bisa melawan sehingga pelaku dengan leluasa memerkosa Su.
"Nenek saya kondisinya lemah karena sakit. Katanya sudah berusaha teriak, tapi mulutnya ditutup sama dia," jelas Yu.
Kasubbag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi membenarkan pihaknya menerima laporan dugaan perkosaan terhadap nenek. Saat ini kasus itu sudah ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Situbondo untuk didalami. Dalam waktu dekat penyidik akan memintai keterangan saksi-saksi.
"Begitu melaporkan kasus dugaan perkosaan ini, kami langsung memintakan visum korban ke rumah sakit untuk melengkapi laporan ini. Selain itu, kami akan segera menangkap terlapor yang disebut-sebut masih tetangga dekatnya (korban)," terang Wahyudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.