Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelaparan Pendulang Jadi Pemicu Penyerangan PT Freeport

Kompas.com - 19/06/2013, 22:39 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, berhentinya aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia (PT FI) menjadi penyebab aksi penyerangan dan penjarahan yang dilakukan sekelompok warga di Pabrik Pengolahan Bijih (Mill) Mil 74, Distrik Tembagapura, Minggu (16/6/2013) malam dan berlanjut pada hari Senin (17/6/2013).

Selasa (18/6/2013) kemarin, Tito bersama rombongan Polda Papua meninjau langsung lokasi penyerangan di Mil 74 dan sempat bermalam di Kota Tembagapura, Kabupaten Mimika. Dijelaskannya bahwa pelaku penyerangan dan penjarahan adalah para pendulang yang marah karena penghasilan berkurang akibat tidak ada limbah batuan sisa tambang (tailing) yang menjadi bahan dulangan selama penghentian produksi.

"Di tambang Freeport bukan hanya karyawan yang mencari makan, tapi juga masyarakat pendulang yang jumlahnya sekitar 6.000 hingga 7.000 orang dari Lembah Waa hingga Kampung Banti," urai Tito kepada wartawan, Rabu (19/6/2013) siang.

Karena hasil dulang sedikit dan mulai kelaparan, jelas Tito, mereka kemudian mendatangi Freeport untuk meminta makan dan konsentrat. "Mereka meminta kepada perusahaan untuk kembali berproduksi, namun oleh pihak Freeport mengatakan bahwa izin berproduksi kembali bukan kewenangan mereka. Karenanya mereka menjarah pabrik pengolahan bijih, mungkin mengambil kerak sisa konsentrat," paparnya.

Setelah melakukan negosiasi, Tito meminta Freeport untuk membantu makanan kepada para pendulang serta akan berupaya meminta kepada Kementerian ESDM agar mempertimbangkan kembali beroperasinya kegiatan pertambangan terbuka di Grasberg sementara tambang bawah tanah ditutup untuk kegiatan investigasi.

Guna mengantisipasi aksi serupa terulang, Tito sudah berkoordinasi dengan pihak Freeport untuk meningkatkan kekuatan pengamanan, yang melibatkan keamanan internal perusahaan Dep. Security and Risk Manajemen (SRM) PT FI dibantu Satgaspam Obvitnas PTFI dari personel TNI-Polri.

Dari keterangan Max, seorang pekerja tambang yang tinggal di Ridge Camp, Mil 72, Distrik Tembagapura mengatakan, pelaku penyerangan adalah pendulang yang mendulang di aliran sungai dekat Ridge Camp.

"Mereka sempat membuat tenda di sekitar permukiman di Ridge Camp namun kemudian dibubarkan aparat dan tenda mereka dibakar. Sebagian dari mereka sudah dipulangkan ke Kampung Banti," jelasnya melalui telepon seluler.

Terkait peristiwa penyerangan dan penjarahan yang terjadi di Mil 74, dibenarkan Juru Bicara PT FI, Daisy Primayanti, melalui siaran persnya, Selasa (18/6/2013) malam. Menurutnya hingga hari Senin, warga masih beberapa kali mencoba untuk memasuki areal kerja di Mil 74.

"Sebagian di antaranya berhasil, tetapi dengan penambahan kekuatan pengamanan sehingga area tersebut sudah kembali aman dan aktivitas pekerja kembali normal. Laporan dari pihak SRM menyatakan beberapa korban mengalami cedera ringan dalam penyerangan tersebut," jelasnya.

Manajemen PT FI, menurut Daisy, telah menginstruksikan kepada jajaran SRM yang didukung oleh aparat keamanan, untuk meningkatkan pengamanan dan penjagaan di seluruh lokasi kerja dan permukiman di area Dataran Tinggi (Kota Tembagapura dan sekitarnya).

"Saat ini keadaan sudah terkendali, semua karyawan sudah kembali bekerja sesuai dengan jadwal kerja normal. Komunitas Tembagapura dan sekitarnya diharapkan dapat melakukan kegiatan normal dengan meningkatkan kewaspadaan setiap saat. Prioritas perusahaan adalah memastikan keselamatan dari seluruh karyawan dan keluarganya," urainya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, puluhan orang melakukan perusakan dan penjarahan di Pabrik Pengolahan Bijih (Mill) di Mil 74, Distrik Tembagapura, Minggu (16/6/2013). Akibat penyerangan ini, 13 buah kendaraan serta Pos Securicor rusak serta sejumlah keamanan internal perusahaan terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com