Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panik, Warga Malang Borong BBM

Kompas.com - 19/06/2013, 16:30 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Kendati pemerintah belum mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), warga pemilik motor dan mobil di Malang, Jawa Timur, sudah terlihat mulai panik. Mereka berlomba-lomba memborong premium dan solar di beberapa SPBU yang ada di Malang. Akibatnya, banyak SPBU di kota tersebut kosong.

"Sejak kemarin (18/6/2013) premium dan solar stoknya habis. Penyebabnya, banyak pengguna motor dan mobil yang membeli dengan skala banyak hingga penuh. Karena warga panik jelang kenaikan harga BBM. Jadi, sekali beli tangkinya dipenuhi," aku Deni Bagus Purwanto, salah satu petugas SPBU di Jalan Bendungan Sutami, Kota Malang, Rabu (19/6/2013).

Menurutnya, SPBU yang dijaganya sejak Senin (17/6/2013) malam kehabisan stok premiun dan solar. "Informasinya karena pengiriman lambat, terjadi macet dari arah Surabaya-Malang," katanya.

Deni menduga, terlambatnya pengiriman premiun dan solar ke berbagai SPBU di Malang juga karena dampak rencana kenaikan harga BBM itu. "Bisa juga penyebabnya karena rencana kenaikan harga BBM itu," katanya.

Ditanya apakah keterlambatan pengiriman BBM ada pemberitahuan dari pihak Pertamina? Deni mengaku tidak ada.

"Tidak ada pemberitahuan. Tapi biasanya, kiriman premium dan solar baru datang malam hari," katanya.

Selama dua hari ini, bukan hanya SPBU di Jalan Bendungan Sutami yang kehabisan stok premiun dan solar, tetapi juga SPBU di Jalan Bandung, Jalan Kawi, Jalan Sudirman, dan SPBU di Jalan Sulfat.

"Saya keliling di empat SPBU pada kehabisan premium dan solar semua. Sejak ada rencana kenaikan harga BBM, banyak SPBU sering kosong. Saya tidak tahu apa penyebabnya," beber Hendra saat bertemu Kompas.com di SPBU di Jalan Bendungan Sutami.

Perasaan kecewa juga dialami Evi, pengendara motor yang harus balik lagi karena premium habis. "Kalau memang di SPBU lain tidak ada, kita pakai pertamax. Harapan saya, tidak masalah harga BBM naik, asal jangan langka. Kalau langka, rakyat yang tambah susah," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com