Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Gunung Tidar Ramai Peziarah

Kompas.com - 18/06/2013, 18:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Gunung Tidar yang terletak di tengah Kota Magelang, Jawa Tengah, memang tidak sepopuler Gunung Merapi di Kabupaten Magelang. Namun, Gunung Tidar konon memiliki sejarah perjuangan bangsa Indonesia di Pulau Jawa.

Di puncak gunung tersebut terdapat tiga makam tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh besar terhadap sejarah tanah Jawa. Antara lain makam Syeh Subakir, Kiai Sepanjang, dan Kiai Ismoyo atau Kiai Semar.

Untuk sampai ke puncak Gunung Tidar, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga yang tingginya lebih kurang 1,5 kilometer. Suasana alam di sana juga tergolong masih alami. Banyak tumbuh pohon pinus dan salak.

Menaiki anak tangga pertama pengunjung akan disambut puluhan kera yang hidup bebas di sana. Sampai di puncak, terdapat tanah yang cukup luas yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah tugu. Di tugu tersebut tertulis huruf Jawa berbunyi "Sa" pada tiga sisinya. Tugu inilah yang dipercaya sebagai Pakunya Tanah Jawa atau pusatnya Pulau Jawa.

"Huruf tersebut bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya)," tutur Ibu Paiman, juru kunci Gunung Tidar saat ditemui Kompas.com, Selasa (18/6/2013).

Menjelang bulan Ramadhan, atau tepatnya di bulan Ruwah, Gunung Tidar selalu dibanjiri para peziarah. Baik dari Magelang maupun luar daerah, seperti Yogyakarta, Blitar, Lampung, hingga Palembang.

"Menjelang puasa ini, pengunjung bisa sampai ratusan," jelas Paiman.

Selain itu, kata Paiman, pengunjung juga banyak yang datang ke Gunung Tidar setiap tanggal 1 Syura (Muharam). Adapun pada hari-hari biasa, kata Paiman, puncak Gunung Tidar akan ramai dikunjungi setiap malam Selasa Kliwon, malam Jumat Kliwon, malam Minggu Legi, dan malam Jumat Legi.

Menurut Paiman, pengunjung datang tidak hanya pada siang hari, tetapi juga hingga tengah malam. Mereka juga tidak hanya datang dari kalangan agama Islam tapi semua agama dan golongan.

"Tujuan para peziarah itu macam-macam, ada yang berdoa, namun ada juga mereka berdoa untuk meminta hajat atau agar keinginan mereka terkabul. Seperti para pedagang hingga calon pejabat," kata Paiman.

Untuk menghindari niat pengunjung yang tidak baik, Paiman mengaku melakukan seleksi pengunjung yang akan menaiki puncak Gunung Tidar. Sebab, kerap ada pengunjung nekat melakukan pencurian dan perusakan makam.

Menurut Paiman, untuk perawatan makam-makam dan lingkungan Gunung Tidar dirinya hanya mengandalkan sumbangan sukarela peziarah. Menurutnya, selama ini belum ada bantuan dari pemerintah atau instansi lainnya.

Pengamatan Kompas.com, bangunan makam memang bisa dikatakan mewah untuk sebuah makam. Jalan menuju setiap makam sudah dipasang paving block. Tepat di sekitar makam Syeh Subakir juga dibangun mushala, toilet, dan pendapa yang berkeramik.

"Namun hingga saat ini kami masih kesulitan untuk pengadaan air bersih, sedangkan penerangan memang hanya di sepanjang anak tangga. Di makam memang tidak diperbolehkan," tutur Paiman. K11-11

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com