Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo BBM di Kendari, Foto Presiden Dibakar

Kompas.com - 18/06/2013, 17:23 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com —  Aksi unjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), di Kendari, Sulawesi Tenggara, masih berlanjut. Kali ini, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam HMI MPO (Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi) Kendari membakar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Selasa (18/6/2013).

Petugas kepolisian yang berusaha menghalangi aksi pembakaran foto Presiden terlibat aksi saling dorong dengan para demonstran. Namun, para aktivis HMI MPO tetap membakar foto Presiden, dan abunya disimpan dalam wajan yang telah disiapkan.

"Dalam foto ini kedua mata SBY sengaja kami cungkil, sebagai simbol buta hatinya Presiden atas penderitaan rakyat karena menaikkan BBM. Kami juga membawa wajan untuk menggoreng fotonya SBY karena telah menaikan harga BBM," teriak Arman, Koordinator aksi HMI MPO, Selasa (18/6/2013).

Tak hanya membakar foto Presiden, aktivis HMI MPO juga mencoret lantai teras DPRD Sultra dengan menggunakan cat semprot warna merah dan putih. Coretan tersebut tertulis "Tolak Kenaikan BBM" dan "SBY-Boediono segera mundur dari jabatannya".

"Coretan itu sebagai protes dan kekecewaan kami karena SBY-Boediono mendukung kenaikan harga BBM," tegas Arman.

Seusai membakar foto Presiden, para pengunjuk rasa diterima Wakil Ketua DPRD Sultra, La Pili. Sebelumnya, aksi unjuk rasa puluhan aktivis HMI MPO diblokade puluhan polisi wanita (Polwan) dari Polda Sultra. Hal itu berbeda dengan pengamanan aksi unjuk rasa tolak BBM di gedung DPRD kemarin.

Puluhan polwan berusaha menenangkan para pengunjuk rasa agar tidak bertindak anarkistis. Namun, upaya tersebut tidak berhasil, mahasiswa terus mencoba menerobos barikade polwan. Akibatnya, posisi para polwan diganti dengan personel dalmas Polresta Kendari dan polwan mundur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com