Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Jurnalis "Trans 7" Disengaja?

Kompas.com - 18/06/2013, 14:19 WIB
Irma Tambunan

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com — Ada kesaksian mencengangkan dalam sebuah pertemuan di kantor Kepolisian Daerah Jambi, Selasa (18/6/2013) pagi tadi. Seorang saksi mata penembakan terhadap wartawan Trans 7, Nugroho Kusumawan, mengungkap ada sebuah aba-aba yang diduga memicu keluarnya letusan gas air mata. Letusan tersebut tragisnya mengenai wajah Nugroho.

Salah seorang wartawan yang berada persis di samping Anton, panggilan akrab Nugroho, Yoce Kartika, mengatakan bahwa sebelum letusan keluar, memang terjadi dorong-mendorong antara mahasiswa dan aparat Kepolisian Resor Kota Jambi, dalam unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Provinsi Jambi. Saat itu, Yoce sempat mendengar seseorang di sampingnya bersuara senada memerintah "lajukanlah". Setelah itu terdengarlah letusan yang langsung mengarah ke wajah Anton. "Saya mendengar sendiri seseorang mengatakan itu," ujar Yoce.

"Lajukankah", dalam bahasa Jambi, bisa dimaknai lakukanlah atau teruskanlah.

Terkait hal itu, Wakil Kepala Polda Jambi Komisaris Besar Rachmad Fudail mengatakan masih menduga perbuatan tersebut sebagai kelalaian dengan unsur ketidaksengajaan. Namun, pihaknya akan melakukan rekonstruksi kejadian dalam beberapa waktu ke depan.

Sebelumnya diberitakan, wartawan Trans 7, Nugroho Anton, mengalami luka bagian pelipis kanan akibat terkena peluru gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian dalam unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Kota Jambi, Senin (17/6/2013). Penembakan menimbulkan kemarahan pendemo.

Anton langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Raden Mattaher dan menjalani operasi selama hampir 1 jam. Operasi yang dipimpin dr Kuswayan itu baru berakhir sekitar pukul 13.10 WIB.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com