Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Bupati dan DPRD Nduga Sepakat Berdamai

Kompas.com - 08/06/2013, 15:46 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com - Dua kelompok warga yang bertikai di Sinakma, pinggiran Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, menyatakan sepakat untuk berdamai setelah dipertemukan di Jayapura oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, Kamis (6/6/2013) kemarin. Bentrokan dua kelompok warga antara pendukung Bupati Nduga dengan pendukung DPRD Nduga mengakibatkan 8 orang meninggal dari kedua belah pihak.

Kesepakatan berdamai ini, diungkapkan Lukas Enembe saat ditemui sejumlah wartawan di kantor Gubernur Papua, Jumat (7/6/2013) siang. Dijelaskannya, pertemuan yang diadakan di Jayapura kemarin, merupakan kelanjutan dari beberapa pertemuan yang sudah diadakan di Wamena sebelumnya.

Dalam pertemuan tadi malam yang dihadiri Bupati Kabupaten Nduga Yairus Gwijangge dan pihak DPRD Kabupaten Nduga, disepakati untuk tidak melanjutkan usulan dari Bupati untuk melakukan pemekaran distrik dan kampung. Selain itu, jelas Enembe, data jumlah penduduk yang semula "membengkak" akibat pemekaran, kembali ke data awal yakni sebanyak 79.000 jiwa dan jumlah pemilih untuk pemilu 2014 sebanyak 59.000 pemilih.

"Kita minta bupati cooling down, apa yang DPRD bicara kamu dengar, juga bupati bicara DPRD dengar, akhirnya ada beberapa kemajuan yang tercapai. Bupati akhirnya membatalkan kebijakan pemekaran kampung dan distrik. Selain itu jumlah penduduk dan jumlah pemilih untuk Pemilu 2014 kembali ke data semula," jelas Enembe.

Menurut Enembe, kebijakan pemekaran inilah yang ditolak DPRD Kabupaten Nduga, sehingga memicu pertikaian antar kelompok warga. Dijelaskannya, sudah ada kesepakatan untuk membatalkan kebijakan itu dan kedua pihak sudah menandatangani berita acara kesepakatan.

"Bupati tanda tangan, Ketua dan Wakil Ketua DPRD tanda tangan dan sudah berjabat tangan di antara pemimpin. Selanjutnya difasilitasi Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Nduga, akan dilakukan sosialisasi sekaligus perdamaian yang melibatkan semua kelompok warga yang bertikai. Secara budaya juga ada, mungkin bakar batu dan bayar kepala dan akan dilakukan di lapangan terbuka di Wamena," urainya.

Enembe menjelaskan bahwa kepolisian sudah menangkap para pelaku kriminal yang membunuh Kepala Bagian Pemerintah Kabupaten Nduga Yulius Gwijangge di Wamena pada 23 Maret 2013 lalu, serta pelaku pembunuhan terhadap Eka Tabuni, anggota DPRD Kabupaten Nduga pada 29 Mei 2013 lalu.

Menurutnya, adanya pembunuhan inilah yang memancing bentrokan antarkelompok warga kembali terjadi. Dijelaskan Enembe, Polda Papua juga sudah memperingatkan bupati dan DPRD untuk menyelesaikan perselisihan ini, karena berimbas pada bentrokan antara kelompok warga.

"Intinya di tingkat pimpinan sudah ada kesepakatan untuk berdamai sehingga masyarakat bisa melihat dan menghentikan pertikaian," jelasnya.

Pertikaian dua kelompok warga pendukung Bupati Kabupaten Nduga dengan pendukung DPRD Kabupaten Nduga berawal ketika Bupati Nduga Yairus Gwijangge melakukan pemekaran kampung dan distrik tanpa persetujuan DPRD Kabupaten Nduga. Dari semula 8 Distrik dan 32 kampung kemudian dimekarkan menjadi 32 distrik dan 211 kampung. Namun pemekaran itu ditolak oleh DPRD Nduga karena data yang dipakai adalah fiktif. Akibat bentrokan yang terjadi di Sinakma, pinggir Kota Wamena, 8 orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com