Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Aneh, Perut Wanita Ini Terus Membesar

Kompas.com - 05/06/2013, 10:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Wanita paruh baya ini tidak kuasa berdiri, tubuhnya kurus kering, perutnya terlihat membesar seperti orang hamil tua. Ya, karena kondisi itu, Tasminati (40), warga Dusun Sabrang, Margoyoso, Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hanya bisa termangu lemas di kamar rumah kayunya.

Sejak dua tahun terakhir ia hampir tidak pernah merasakan dan melihat indahnya dunia luar. "Saya ingin sembuh, bisa bekerja dan beribadah lagi, saya juga ingin merawat anak saya hingga besar," tutur Tasminati sambil menyeka air mata dari mata butanya akibat penyakit herpes yang tak kunjung sembuh, Selasa (4/6/2013) kemarin.

Ibu dari Muyasaroh (6,5) itu sendiri tidak tahu persis penyakit apa yang dideritanya. Dokter hingga ahli akupuntur yang pernah memeriksanya mengatakan ia terkena komplikasi penyakit liver, limpa, pembuluh darah, maag, serta ususnya luka. "Awalnya dulu perut dan tenggorokan terasa panas. Waktu itu saya masih umur usia 25 tahun. Tapi saya biarkan saja. Sampai saya kena herpes waktu bertani di sawah," kisah wanita kelahiran Magelang, 31 Desember 1973 itu.

Meskipun kena herpes, Tasminati tetap bisa mengandung buah hatinya bersama suaminya, Sarmono (38). Tasminati menikah dengan Sarmono di usia 32 tahun. Namun, selama kehamilannya itu, Tasminati sering muntah darah bahkan kerap mengalami sakit yang luar biasa di perut. Akibatnya,Tasminati terpaksa melahirkan lebih awal di bulan keenam.

"Waktu itu saya sempat dirawat di RS Muntilan dan dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta. Saya pendarahan hebat. Dikira saya keguguran tapi ternyata itu darah penyakit," papar Tasminati.

Alih-alih perut mengempis, perut Tasminati justru makin membesar usai melahirkan. Sejak itu pun Tasminati tidak mampu bekerja lagi sebagai buruh pabrik kayu. "Jangankan bekerja, melakukan pekerjaan rumah tangga untuk melayani suami dan anak pun saya tidak sanggup," ujar Tasminati lagi dengan suara parau.

Hingga saat ini, kataTasminati, ia belum pernah melakukan pengobatan untuk kondisi perutnya. Pengobatan masih terfokus pada herpes di matanya. Beruntung tahun 2012 lalu dirinya masih mendapat keringanan biaya pengobatan melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun, entah bagaimana, tahun 2013 ini dirinya tidak mendapat pelayanan itu.

"Kami masih kesulitan mencari biaya pengobatan. Penghasilan suami saya yang hanya buruh pabrik hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja," tutur Tasminati.

Menurut Tasminati, pihak keluarga dan aparat desa setempat pernah mengusulkan agar ia mendapat Jamkesmas 2013. Namun, hingga saat ini usulan itu belum terwujud.

Sementara itu, Yohana, bidan desa setempat yang memberikan pendampingan intensif pada Tasminati mengatakan selama ini penyakit Tasminati belum tertangani dengan baik. Salah satu sebabnya adalah faktor ekonomi. "Dia itu sebetulnya punya semangat untuk sembuh. Tapi sering ketakutan untuk berobat karena tidak punya uang," ungkap Yohana.

Yohana berharap pemerintah setempat memberikan perhatian pada Tasminati. Program Jamkesmas juga diharapkan lebih bisa tepat sasaran.

Kepala Dusun Sabrang, Zarkoni, ketika dikonfirmasi mengatakan sudah pernah mengusahakan dan mendampingi Tasminati mendapatkan Jamkesmas lagi. "Kami sudah membantu sebisa mungkin. Saat ini kami masih upayakan untuk mendapatkan Jamkesmas," tandas Zakoni. 

****

Informasi penyaluran bantuan untuk Mimin, hubungi: redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com