Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Kembali Operasi Penambangan Freeport Tunggu Hasil Investigasi

Kompas.com - 24/05/2013, 03:44 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Kegiatan penambangan PT Freeport Indonesia baru akan dibuka kembali setelah investigasi runtuhnya atap terowongan tambang bawah tanah Big Gossan usai. Belum dapat dipastikan kapan investigasi selesai, demikian pula kapan izin memulai kembali kegiatan penambangan dapat diberikan oleh Inspektorat Pertambangan Kementerian ESDM.

"(Karena) Pemerintah baru akan melakukan investigasi," kata Wakil Menteri (Wamen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, di Timika, Mimika, Papua, Kamis (23/5/2013). Rombongan tim Kementerian ESDM bersama tim dari Kementerian Tenaga Kerja yang dipimpin Wamen ESDM Susilo Siswoutomo, yang tiba Kamis pagi, didampingi Presiden Direktur PTFI Rozik B Soetjipto langsung meninjau terowongan Big Gossan di Mil 74, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.

Kepada sejumlah wartawan di Tembagapura, Susilo mengatakan kunjungannya ke Tembagapura, Kabupaten Mimika, atas permintaan Menteri ESDM untuk melakukan investigasi terkait insiden di pertambangan PTFI. Runtuhnya atap terowongan Big Gossan pada Selasa (14/5/2013) menewaskan 28 pekerja PTFI.

Susilo mengatakan, tiga orang inspektur tambang dari pusat serta tiga orang inspektur dari Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika akan mengumpulkan data dan melakukan investigasi. Pemerintah juga membentuk tim independen dari sejumlah perguruan tinggi untuk melakukan investigasi atas insiden ini. "Saya berharap pemerintah dan Freeport juga mengundang ahli-ahli yang memang kerjaannya itu, misalnya dari Afrika Selatan, sehingga sebagai tim independen bisa secara jernih melakukan investigasi," papar dia.

Susilo berharap dari serangkaian investigasi ini akan bisa diambil kesimpulan tentang langkah-langkah yang bisa diambil. "Bisa saja kita minta Freeport agar tempat training yang ambruk itu ke depan tidak usah dipakai lagi, karena tempat itu bukan untuk kegiatan pertambangan. Bisa juga tetap dipakai, tetapi dengan berbagai perbaikan yang harus dilakukan," urainya.

Susilo mengungkapkan, PTFI telah berkoordinasi dengan pemerintah untuk melakukan audit internal terhadap keamanan semua fasilitas tambang. Hasil dari audit ini akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan perusahaan untuk mengambil langkah selanjutnya.

"Jika hasil audit dari beberapa hari ini ternyata sudah aman, tidak ada sesuatu yang extraordinary, kemudian semua urusan terkait korban sudah settle, ya nanti kita putuskan bersama-sama. Mudah-mudahan secepatnyalah karena ini menyangkut penerimaan negara, masalah pekerja-pekerja, kalau tidak kerja nanti bosan," jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, menyusul insiden runtuhnya atap terowongan Big Gossan yang menimpa ruang kelas 11 Quality Management Services (QMS) Underground dan menimbun 38 pekerja yang kemudian menewaskan 28 di antaranya, PTFI menghentikan semua kegiatan pertambangan di kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com