Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Runtuhnya Terowongan Freeport Tak Boleh Lihat Kondisi Jenazah

Kompas.com - 22/05/2013, 04:22 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Muntadhim Ahmad (50), salah seorang korban meninggal akibat runtuhnya terowongan PT Freeport Indonesia di Papua, tiba di rumah duka di Jalan Bonang V No 10 Karet, Kelurahan Jurang Ombo Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Selasa (21/5/2013) malam. Setelah dishalatkan, Muntadhim langsung dimakamkan malam itu juga. Keluarga sempat kecewa karena tak diizinkan melihat kondisi terakhir jenazah sebelum dimakamkan.

Jenazah Muntadhim diterbangkan dari Papua menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans ke kediamannya oleh PT Freeport Indonesia melalui Himpunan Masyarakat Muslim PT Freeport Indonesia. Tiba di rumah duka sekitar pukul 20.00 WIB, sejumlah anggota keluarga dan kerabat yang telah menunggu langsung menshalatkan jenazah di teras rumah dan di masjid setempat.

Tidak lama setelah itu, jenazah anak pertama dari enam bersudara pasangan H Romsyah Zainudin dan Umi itu dimakamkan di pemakaman setempat. Pihak keluarga sempat kecewa lantaran tidak diperbolehkan perwakilan PT Freeport Indonesia untuk menyaksikan kondisi terakhir jenazah sebelum dimakamkan. Alasan pelarangan karena jenazah sudah berada dalam peti.

Prosesi pemakaman selesai sekitar pukul 21.30 WIB dengan disaksikan ratusan pelayat. Tampak istri korban, Hadiawati (45), masih tak kuasa menahan tangis sembari menabur bunga di atas pemakaman korban.

Muntaha Ahwan (44), adik kandung korban, menceritakan bahwa tidak ada tanda-tanda yang janggal sebelum kakaknya meninggal. Dia mengaku terakhir bertemu sekitar satu bulan lalu saat menghadiri pemakaman mertua korban di Bandung. "Pada saat akan kembali ke Papua, beliau hanya membawa dua lembar pakaian, tapi menurut kami itu bukan firasat," tegas dia.

Munthadim sudah bekerja di PT Freeport sejak 1997. Dia meninggalkan dua orang putri, yakni Nabilla (SMA) dan Amanda (SD). Menurut Muntaha, korban merupakan sosok panutan dalam keluarga. Sikap tanggung jawab dan penyayang selalu dijadikan contoh bagi adik-adiknya.

Sementara itu, Manajemen Geoservices PT Freeport Indonesia yang diwakili Anton Perdana mengungkapkan, korban Munthadim ditemukan meninggal pada Senin (20/5/2013) pukul 15.33 WIT. Dia tidak merinci lebih detail mengenai penyebab kecelakaan ini. Namun, dia berharap keluarga diberi kekuatan menghadapi musibah tersebut.

Seperti diberitakan, longsor terjadi di area fasilitas pelatihan PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Timika, Papua. Sebanyak 38 orang sudah dievakuasi dari reruntuhan terowongan Big Gossan, dengan 10 orang selamat dan 28 orang meninggal. Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan akan segera memanggil Direktur Utama PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto untuk meminta penjelasan terkait kecelakaan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com