Oleh sebab itu, Bibit mantap maju kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jateng tahun 2013.
Kendati kendaraan politik yang mengusungnya berganti, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan
Oleh karena itu, saat calon lain gencar berkampanye tentang perlunya perubahan di Jateng, Bibit justru tetap melanjutkan program yang diusungnya lima tahun lalu, Bali nDeso Bangun nDeso. ”Saya sudah menjadi gubernur selama 4,5 tahun lebih. Jadi, tinggal mendengar masukan rakyat bagaimana lebih menguatkan program Bali nDeso Bangun nDeso,” ujarnya, Selasa (14/5), di Semarang.
Soal penilaian atas kepemimpinannya, Bibit menyerahkan kepada rakyat Jateng. ”Bukan saya yang menilai, melainkan masyarakat dan lembaga lain, seperti Badan Pusat Statistik yang punya data dan angka valid soal kemajuan Jateng,” tutur gubernur yang suka masakan sayur lodeh itu.
Selama kepemimpinannya, bersama Wakil Gubernur Rustriningsih, lanjut Bibit, ada 140 penghargaan yang diterima Jateng, antara lain terbaik dalam pengendalian inflasi, pembina ketahanan pangan, Adhikarya Pangan Nusantara, penghargaan One Village One Product (OVOP) dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta penghargaan standar sistem manajemen keadaan darurat ketika menangani bencana Gunung Merapi.
”Pada masa kepemimpinan saya, Jateng dapat penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian untuk pengelolaan anggaran APBD 2012. Prestasi ini baru pertama kali,” katanya.
Lima tahun lalu Bibit diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun, ia kini dicalonkan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golkar. Dalam Pilkada 2013 ini, Bibit menggandeng calon wakil gubernur dari akademisi, yakni Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sudijono Sastroatmodjo (60).
Bibit mengaku pas dan tepat berpasangan dengan Sudijono. Selain dikenal sebagai pelestari lingkungan, Sudijono adalah tokoh pendidikan yang dapat mendorong percepatan peningkatan sumber daya manusia Jateng seiring dengan programnya menjadikan Jateng sebagai provinsi vokasi.