Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam Soal Kasus Plagiat, Helen "Ngungsi" dari Rumah

Kompas.com - 16/05/2013, 14:11 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Helen Ryanata Nainggolan, alumnus Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, yang tesisnya dijiplak oleh dua  dosen pengujinya untuk dijadikan buku, merasa terancam. Rasa itu muncul setelah teror pesan pendek seluler (SMS) yang dikirimkan salah satu dosen penjiplak kepadanya.

Helen pun mengaku terpaksa mengungsi ke rumah orangtuanya. "Iya betul, saya dan keluarga merasa terancam dan terganggu. Jadi, kami memutuskan pindah sementara ke rumah orangtua saya dulu," kata Helen saat dihubungi melalui ponselnya, Kamis (16/5/2013).

Helen menjelaskan, SMS dosen masuk ke ponselnya Rabu malam pekan lalu. Suaminya kebetulan sedang dalam perjalanan ke Medan dan baru kembali ke Bandung hari Senin kemarin. "Jadi, selama suami saya pergi, saya merasa tidak aman karena saya hanya berdua dengan anak saya di rumah. Jadi, terpaksa saya menunggu suami pulang dari Medan di rumah orangtua saya," kata Helen.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang dosen bergelar doktor berinisial I—Sekretaris Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Studi Kenotariatan FH Unpad yang kedapatan menjiplak tesis milik Helen—mengancam lewat SMS.

Tesis milik Helen berjudul "Tinjauan Yuridis Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik (Certification Authority) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pada Perdagangan Secara Elektronik (E-Commerce) Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris". Tesis ini disusun untuk kelulusan program pascasarjana.

Namun, tesis tersebut disadur tanpa izin ke dalam buku berjudul Cybernotary (Dalam Aktivitas Notaris di Indonesia) yang ditulis dosen pengujinya LS, yang terakhir menjabat sebagai Pembantu Dekan I FH Universitas Padjadjaran (Unpad), bersama I selaku Sekretaris Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Studi Kenotariatan FH Unpad.

Buku tersebut diperkirakan beredar pada pertengahan tahun 2012 dan dijual dengan harga Rp 75.000 per eksemplar. Menurut Helen, isi pesan singkat pertama sang dosen memang tidak bernada mengancam, hanya berisi permintaan maaf dan permohonan untuk menghentikan masalah.

Isi pesan seperti yang ditunjukkan Helen adalah, "Selamat malam bu Helen, perkenankan sekali lagi saya sampaikan permohonan maaf atas kesalahan saya. Atas kesalahan tersebut saya telah diberhentikan dari Sekretaris PSMKN Unpad. Mohon kebaikan Ibu agar masalah dapat ibu hentikan sampai dicopotnya saya dan Ibu Lastuti dari jabatan, semoga Ibu berkenan demi almamater".

SMS kedua yang diterima Helen pada pukul 20.07 WIB mulai terlihat mencurigakan. Entah ada maksud apa, dosen tersebut bertanya soal keluarga. "Apakah kamu punya anak?" tulis I dalam SMS-nya.

Helen pun merasa terganggu ketika SMS ketiga dari I masuk pada pukul 20.59 WIB. Dengan tegas SMS tersebut bernada mengancam kepada Helen. Adapun isi pesannya adalah "Kamu punya dendam kepada saya? Saya bisa lebih kejam dari kamu!" tulis I lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com