Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diawali Kirab, Korban Merapi Pindah ke Hunian Tetap

Kompas.com - 11/05/2013, 08:34 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Jumat (10/5/2013), terlihat iring-iringan warga berpakaian adat Jawa dengan membawa satu gunungan. Denting gamelan menjadi iringan. Keseluruhan rangkaian tersebut merupakan bagian dari kepindahan 125 warga Ngepring, Wukirsari, Cangkringan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta ke Hunian tetap di Gondang II Cangkringan.

Seraturan kepala keluarga tersebut, merupakan para korban letusan Gunung Merapi pada 2010. Tempat tinggal mereka sebelumnya, di kawasan Sungai Gendol, tertimbun material panas dari letusan Gunung Merapi. "Kirab budaya ini sebagai simbol Bedol Desa atau pindahnya warga, selain melestarikan budaya," kata Camat Cangkringan Bambang Nurwioyono, di lokasi kirab.

Sebagai bagian kirab, tutur Bambang, warga membawa serta tanah dan air sumur dari rumah mereka sebelumnya. Keduanya akan dicampurkan dengan tanah dan air di hunian tetap yang bakal menjadi tempat tinggal baru warga. Dalam kepercayaan Jawa, ritual ini merupakan pesan dan harapan agar kehidupan bermasyarakat di tempat baru dapat menyatu dan selaras.

Kesenian tradisional Serandul turut meramaikan prosesi kepindahan warga. "Serandul merupakan kesenian asli di sini, yakni dua orang laki-laki dan perempun yang beradu menyanyi dengan iringan musik gamelan," ungkap Bambang.

Sekretaris Desa Wukirsari, Ruswantoro mengatakan prosesi kirab akan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Dia mengatakan seluruh rangkaian kegiatan juga sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada Yang Maha Kuasa.

Ruswantoro menyebutkan seluruh kegiatan ini menelan biaya Rp 132 juta. "(Dana) didapatkan dari pengelolaan pasir selama dua setengah tahun ini," ujar dia. Selain untuk rangkaian prosesi, sebagian dana juga diserahkan pada warga yang akan menempati hunian baru.

"Setiap KK yang tinggal di hunian tetap akan mendapatkan dana sebesar Rp 15,2 juta," imbuh Ruswantono. Dia mengatakan uang itu diberikan sebagai bantuan peningkatan ekonomi, untuk membantu selama masa transisi tinggal di tempat hunian baru, termasuk biaya hidup dan biaya pendidikan anak-anak di keluarga itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com