Sidoarjo, Kompas
Air yang dibuang itu berasal dari kolam lumpur di titik 41, sebelah timur area tanggul lumpur Lapindo dan masuk wilayah Desa Renokenongo, Porong. Sejak Senin lalu, air di kolam itu meluber ke arah bekas jalan tol Porong-Gempol. Air yang berasal dari air hujan itu sementara dialirkan ke kolam lumpur yang belum penuh dan selanjutnya akan dibuang ke Kali Porong.
”Harus dibuang karena membahayakan wilayah sekitar sebab saat ini hujan masih turun,” kata Dwinanto dari Humas BPLS. Selain meluber, tanggul juga berpotensi jebol karena tidak sanggup menahan air yang berlebih. Air itu harus dibuang hingga tanggul mencapai titik aman, yaitu tinggi permukaan lumpur sekitar 2,5 meter dari bibir tanggul.
Pengaliran air itu berlangsung mulai Jumat siang hingga petang. Kepala Bagian Operasional Polres Sidoarjo Komisaris Dolly A Primanto mengatakan, 50 personel TNI ikut mengawal proses tersebut. Aktivitas berlangsung lancar dan tidak ada halangan dari warga (korban lumpur).
”Proses mengalirkan air itu saja sebenarnya tidak cukup karena yang utama adalah membuang endapan lumpur ke Kali Porong,” kata Dwinanto.
Koordinator korban lumpur di area terdampak, Yudo Wintoko, mengatakan kecewa karena BPLS bisa mengalirkan air di