Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Wisnu Sandjaja, Jumat (10/5), di Makassar, menuturkan, tim itu bertugas memburu geng motor. Geng yang umumnya beranggotakan remaja berusia 16-19 tahun itu kerap melakukan kekerasan di jalanan, meraung-raungkan motor, dan melukai pengendara motor lain.
”Mereka mulai beraktivitas pada tengah malam hingga menjelang subuh. Sedikitnya ada tujuh titik rawan di Makassar yang menjadi fokus operasi kami,” kata Wisnu. Tujuh lokasi itu antara lain Jalan Urip Sumoharjo, Veteran Utara, Sungai Saddang Baru, dan AP Pettarani.
Menurut Wisnu, aksi geng motor sangat meresahkan masyarakat. Apalagi, mereka diketahui membawa senjata tajam, seperti badik, anak panah, dan katapel. Sebanyak 18 kasus kekerasan tahun ini melonjak tajam dibandingkan dengan tahun lalu yang tak sampai separonya.
Hingga kini polisi menahan 11 tersangka dengan kasus berbeda, seperti pelemparan bom molotov, tawuran, dan melukai pengendara motor lain. Kasus terakhir dialami jurnalis Trans TV yang bertugas di Makassar, Muhammad Ardiansyah alias Endi. Ia ditikam orang tak dikenal pada Kamis dini hari. Penikam diduga geng motor. Korban ditikam dua kali dan menderita luka tusuk di paha sebelah kanan.
Aksi kekerasan itu merupakan yang kedua kali dialami jurnalis dalam sebulan terakhir. Pada 6 April 2013, jurnalis Fajar TV, Harun Al Rasyid, diserang geng motor saat melintas di Jalan Veteran Utara. Ia terkena anak panah di bahu kirinya.
Menurut kriminolog dari Universitas Negeri Makassar, Herry Tahir, kekerasan yang berulang kali dilakukan geng motor disebabkan oleh longgarnya pengawasan dari polisi pada malam hari. ”Kontrol polisi lemah sehingga geng motor leluasa berbuat onar pada malam hari,” ungkapnya.
Kinerja polisi yang belum optimal itu membuat Abdul Rahman (30), warga Jalan Veteran, Makassar, berharap, TNI turun tangan mengatasi geng motor itu. ”Hampir setiap malam geng motor kebut-kebutan, membuat suasana di daerah saya mencekam. Namun, polisi tidak menertibkan mereka,” ujarnya.
Dari Jawa Timur, Kepala Polres Gresik Ajun Komisaris Achmad Ibrahim meminta guru di daerah itu ikut menekan pelanggaran hukum dan angka kriminalitas yang melibatkan pelajar. Selama 2012, di Gresik terjadi 38 kasus kriminalitas yang melibatkan pelajar, termasuk kekerasan.
Angka kecelakaan lalu lintas di Gresik pun relatif tinggi. Selama tahun lalu, 30 orang tewas di jalan, dan sebagian berstatus pelajar.