Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Bali Jangan Jadi Hawai di Indonesia

Kompas.com - 08/05/2013, 07:25 WIB

BALI, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri punya pandangan tersendiri soal pengembangan obyek wisata di Pulau Bali. Menurut dia, pembangunan di Pulau Dewata tak harus dibuat seperti kawasan Hawai di Amerika Serikat. Siapa pun pemimpin di Bali harus mengerti akar budaya Bali.

"Pembangunan Bali jangan menggerus nilai-nilai lokal," tegas Megawati, di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (7/5/2013). Dia mengatakan, perputaran ekonomi di Bali sangat cepat, khususnya di kawasan Kuta dan Kabupaten Badung. Bila dibiarkan tak terkendali, Megawati khawatir aroma Kuta tak lagi terasa Bali.

"Teman-teman saya orang asing datang ke Bali mereka bilang, jangan Pulau Dewata dijadikan kenikmatan pariwisata saja, itu salah. Jangan jadikan Bali seperti Hawai," tegas Megawati. Presiden kelima Indonesia ini mengatakan, sejarah tak boleh dilupakan, termasuk asal mula Bali begitu dikenal di dunia internasional.

Megawati menuturkan, Bali dikenal berkat seorang penulis bernama Ketut Tantri. Dari upayanyalah orang asing mulai menanyakan apa keistimewaan Bali. Ada banyak kekhasan, kata dia, yang harus dijaga di Bali.

Salah satu kekhasan itu, sebut Megawati, adalah kedekatan umat Hindu dengan alam. "Ritual keagamaannya menyatu dengan alam. Itu suatu hal yang sangat khusus," tegas dia.

Maka dari itu, ketika sekarang pengelolaan hutan bakau saja hendak diserahkan kepada investor, Megawati berpendapat rencana itu justru merendahkan masyarakat Bali. "Memangnya dikira masyarakat Bali tidak bisa menjaga hutan bakau? " ujar dia.

Karena itu, Megawati meminta siapa pun yang akan menjadi pemimpin di Bali harus benar-benar tahu tentang akar budaya, seni, dan relasi sosial di pulau ini. "Saya harapkan (pemimpin itu) mengerti arti dari akar budaya tersebut. Jangan hanya pendekatan industrial dan pariwisata saja, tetapi perlu pikirkan yang lainnya untuk ke depan," tegas dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com