Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Komnas HAM Berbeda dengan Polisi

Kompas.com - 06/05/2013, 02:55 WIB

PALEMBANG, KOMPAS - Tim Investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tidak menemukan tanda-tanda penggunaan senjata api rakitan oleh massa dalam bentrokan di Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Dalam insiden itu, empat warga tewas dan 13 orang lainnya terluka.

Temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu berbeda dengan klaim polisi, yang menyebutkan penembakan oleh polisi dipicu suara senjata api rakitan dari massa yang menolak dibubarkan.

Menurut Ketua Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran Komnas HAM Natalius Pigai, sejauh ini tidak ditemukan indikasi ada masyarakat yang membawa senjata api rakitan dalam unjuk rasa terkait pemekaran Musi Rawas Utara, Senin lalu (Kompas, 29/4).

”Polisi belum memberikan informasi atau bukti video adanya senjata api rakitan yang dipakai oleh masyarakat,” katanya saat dihubungi dari Palembang, Sumsel, Minggu (5/5). Adapun penyerangan, pembakaran, dan perusakan dua kantor kepolisian sektor adalah aksi balas dendam warga setelah penembakan terjadi.

Versi Polri, penembakan oleh petugas kepolisian di Rupit dipicu adanya suara senjata api rakitan. Sebanyak 17 polisi yang bertugas di lokasi bentrokan telah diperiksa. Setidaknya enam warga juga dipanggil polisi untuk dimintai keterangan guna mengungkap kasus itu. Komnas HAM berada di lokasi selama dua hari guna melakukan investigasi.

Tim Investigasi Komnas HAM juga tak mendapat bukti adanya polisi yang terluka dalam kejadian itu. Versi polisi menyebutkan, belasan petugas terluka, empat di antaranya kritis.

Natalius mengatakan, hingga Minggu, polisi masih merahasiakan keberadaan anggotanya yang diklaim menjadi korban bentrok itu. ”Kami juga minta hasil pemeriksaan rumah sakit, tetapi tidak diberi tahu,” kata Natalius.

Pelaku polisi

Komnas HAM memastikan bahwa pelaku penembakan yang melukai dan menewaskan warga adalah aparat kepolisian. Komnas HAM menemukan tiga selongsong peluru yang sesuai dengan revolver yang biasa digunakan satuan buru sergap. Selongsong peluru itu akan diserahkan kepada kepolisian.

”Siapa nama dan dari satuan mana akan diungkap dalam uji balistik oleh Pusat Laboratorium Forensik Polri,” ujar Natalius.

Sebaliknya, Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Ajun Komisaris Besar Djarod Padakova mengatakan, pelaku penembakan dalam insiden Rupit masih diselidiki. Kepastian asal peluru harus menanti hasil uji balistik.

Camat Rupit Firdaus menambahkan, kondisi daerahnya mulai tenang. Warga Rupit sudah bisa menerima kehadiran polisi untuk pengamanan. (ire)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com