Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Beras Bulog di Kediri Bercampur Kerikil

Kompas.com - 01/05/2013, 16:07 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Warga miskin di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, mengeluhkan buruknya kualitas beras bantuan pemerintah. Beras yang mereka terima dari Bulog itu bercampur kerikil.

Kendati demikian, warga tetap berupaya untuk tetap memanfaatkan beras itu. Mereka meluangkan waktu khusus untuk memilah antara kerikil dan beras. Namun, itu pun tak mudah karena bentuk beras dan kerikil terlihat mirip.  "Contohnya gini ini loh mas, warnanya hampir sama, kan? Jadi milihnya juga lama," kata Suparni, salah satu warga saat ditemui tengah memilah beras di halaman rumahnya, Rabu(1/5/2013).

Jika beras itu sudah tidak bisa dipilah, warga lebih memilih memanfaatkannya sebagai pakan ternak. "Sudah saya pilah ataupun cuci, tetapi kerikilnya tetep ada. Daripada dimakan malah bikin sakit mending untuk pakan ayam," kata Supriyani, warga lainnya.

Warga menerima beras itu hari Senin (29/4/2013) dari perangkat kelurahan. Setiap keluarga menerima jatah sebanyak 5 kilogram dengan uang pengganti sebesar Rp 9.000. Berkurangnya jatah yang mereka terima demi pemerataan jumlah penerima raskin.

Solekan, pemangku jabatan rukun tetangga di lingkungan itu, mengaku akan melaporkan masalah ini kepada pengurus kelurahan agar ada solusi secepatnya. "Nanti kami laporkan ke kadernya," kata Solekan.

Sementara juru bicara Bulog Kediri, Edi Agus, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan akan menurunkan petugas guna melakukan penggantian beras itu. Bercampurnya beras raskin dengan kerikil ini bukan kali pertama. Pada Oktober 2012, di Desa Dlopo Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, juga terjadi hal sama. Lalu terulang lagi di Desa Sumberrejo.

Bahkan, saat itu warga Sumberrejo menolak menerimanya dan menyebabkan beras yang terdiri dari puluhan karung itu sempat terbengkalai di halaman Balai Desa hingga kemudian Bulog menggantinya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com