BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puluhan buruh dan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia, pada Rabu (1/5/2013) mengepung pintu masuk gedung DPRD Banyuwangi.
Pada momen hari buruh yang jatuh hari ini mereka menyerukan lagi tuntutan untuk memperbaiki kesejahteraan mereka.
Geger Slamet, Ketua Serikat Buruh Banyuwangi menuntut agar buruh mendapatkan hak normatif mereka diantaranya, pemenuhan jaminan sosial tenaga kerja, implementasi upah minimum kabupaten 2012 senilai Rp 1,086 juta, dan kebebasan berserikat.
"Masih banyak yang tak mendapatkan upah minimum, malah ada yang hanya dibayar setengahnya. Perusahaan pun bisa sewenang-wenang memutus hubungan kerja jika buruh menuntut," kata Geger.
Sayangnya para buruh gagal menemui wakil rakyat. Gedung DPRD saat itu sepi. Ketua DPRD sedang umroh dan sebagian kunjungan kerja ke Bali.
Sukirman, anggota Komisi III DPRD Banyuwangi saat dikonfirmasi mengenai tuntutan buruh mengatakan akan mengecek ke Dinas Tenaga Kerja mengenai data perusahaan pemberi upah.
"Kami akan cek langsung berapa perusahaan yang membayar dibawah upah minimum, berapa yang tidak memberikan jamsostek. Bagaimanapun juga buruh adalah aset perusahaan yang harus diperhatikan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.