KNKT Temukan Inkonsistensi Norgas Cathinka dan Bahuga Jaya

JAKARTA, KOMPAS.com- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan adanya inkonsistensi dalam pergerakan kapal MV Norgas Cathinka asal Singapura dan KMP Bahuga Jaya yang bertubrukan di Selat Sunda, 26 September 2012.

"Investigasi menemukan adanya inkonsistensi dalam penerapaan aturan pencegahan tubrukan oleh masing-masing kapal pada saat kejadian," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam konferensi pers hasil investigasi di Jakarta, Senin (29/4/2013).

Tatang memaparkan, aturan yang dijalankan secara tidak konsisten adalah Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).

Ia mengemukakan, pada saat Norgas memasuki lintas penyeberangan Merak-Bakauheni dari arah selatan, kapal tersebut berhadapan dengan lima kapal feri lain yang melintasi haluannya. Pada saat kapal-kapal ferry yang bergerak ke arah timur menuju Merak, lanjutnya, Norgas diwajibkan untuk mempertahankan haluannya sampai dengan kapal ferry yang terakhir.

"MV Norgas Cathinka juga diharuskan untuk menghindari KMP Bahuga Jaya," katanya.

Dari analisis data VDR diketahui bahwa perubahan haluan yang diambil Norgas terlalu pelan dan tidak cukup signifikan untuk memberikan kejelasan sikap olah gerak pada kapal-kapal lainnya.

Ketua KNKT juga menuturkan, kondisi demikian sangat dimungkinkan telah menyebabkan mualim jaga Bahuga Jaya menjadi ragu-ragu dan selanjutnya mengasumsikan bahwa Norgas masih mempertahankan arah haluan dan kecepatannya.

"Untuk menghindari tubrukan, selanjutnya mualim jaga KMP Bahuga Jaya mengambil tindakan mengubah haluan kapal ke arah kiri," kata Tatang.

Namun demikian, lanjutnya, perubahan haluan ke arah kiri ini tidak sesuai COLREGS. Norgas mengasumsikan bahwa Bahuga Jaya masih mempertahankan haluan dan kecepatan seperti aturan yang ditetapkan dalam COLREGS.

Bahuga Jaya tetap berbelok ke kiri dan mengarah langsung ke Norgas sehingga pada pukul 04.44 WIB, haluan kiri Norgas menabrak dinding atas bagian kanan Bahuga Jaya tetap di bawah anjungan.

Sebagaimana telah diberitakan, tubrukan kedua kapal di empat mil laut sebelah timur Pulau Rimau Balak di perairan Selat Sunda pada 26 September 2012 menewaskan 7 penumpang Bahuga.