Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Impor Mengandung Residu Pestisida Ditemukan di Wonosobo

Kompas.com - 28/04/2013, 18:50 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

WONOSOBO, KOMPAS.com - Sejumlah buah impor yang beredar di wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, positif mengadung residu pestisida jenis organophospat. Konsumen diminta mewaspadai hal tersebut.

Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Dinas Peridustrian dan Perdagangan Wonosobo, Oman Yanto, Minggu (28/4/2013), di Wonosobo, mengatakan, hal tersebut didapatkan melalui uji laboratorium terhadap komoditas hortikulutura jenis buah-buahan.

"Dalam rangka melindungi konsumen dari kandungan residu pestisida jenis golongan organoklorin, organophospat, dan karbomat, Tim Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wonosobo melakukan uji laboratorium tersebut," katanya.

Berbagai jenis buah-buahan yang beredar di pasaran, baik komoditas impor maupun domestik, diuji di Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang. Adapun jenis buah-buahan yang diuji ada dua macam yaitu produk impor berupa apel nomor uji PJ.113/III/13, kiwi nomor uji PJ.114/III/13, dan pir nomor uji PJ.115/III/13.

Sementara komoditas buah lokal adalah apel nomor uji PJ.116/III/13, jambu nomor uji PJ.117/III/13, dan semangka dengan nomor uji PJ.118/III/13.

Pada keenam jenis buah tersebut dilakukan uji kandungan residu pestisida berupa golongan organoklorin, golongan organophospat dan golongan karbonat. Tiga macam jenis uji tersebut dilakukan cara uji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.

Dari enam jenis buah tersebut, lima di antaranya negatif. Sementara satu jenis buah impor yaitu pir, positif mengandung residu pestisida golongan organophospat. Ke enam jenis buah ini sampelnya diambil di salah satu toko swalayan di Wonosobo.

"Kami minta konsumen lebih berhati-hati mengonsumsi khususnya produk impor yang belum tentu terjamin keamanannya. Jangan karena impor lantas percaya begitu saja. Ke depan kami berharap dapat melakukan uji kembali untuk komoditas lain," kata Oman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com