Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Bumi, Mahasiswa Bagi-bagi Bibit Pohon

Kompas.com - 25/04/2013, 19:34 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Jawa Timur yang tergabung dalam Mahasiswa STAIN Pecinta Alam (Mastapala) menggelar aksi membagi-bagi bibit pohon di persimpangan Gurem, Jalan Trunojoyo, Pamekasan, Kamis (25/04/2013).

Aksi tersebut berupa bagi-bagi 500 bibit pohon kepada pengendara yang melintas di sepanjang jalan. Aksi tersebut mendapat respons positif dari pengendara yang melintas. Hal itu terlihat saat seluruh bibit yang disebar, menjadi para pengendara. Bibit yang menjadi rebutan terutama jenis jati dan mahoni.

Ainul Fahmi Ramadani, koordinator aksi mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menghijaukan lingkungan yang kondisinya saat ini sudah sangat memprihatinkan. Kerusakan lingkungan akibat tangan-tangan manusia sudah tidak diperdulikan lagi.

"Penggundulan hutan untuk dijadikan area pemukiman, ladang peternakan dan perkebunan baru. Penebangan pohon di hutan, pembakaran hutan serta berbagai jenis perusakan lainnya dilakukan manusia," terangnya.

Selain itu, ada juga perusakan hutan dan lingkungan yang disebabkan pertambangan seperti di Porong dan tambang emas di Papua. Menurut Ainul, kerusakan lingkungan memunculkan persoalan baru. Di antaranya menipisnya lapisan ozon dan menumpuknya gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

"Kalau lingkungan sudah seperti itu, maka bumi akan menangis dan butuh diselamatkan," katanya.

Oleh sebab itu, Mastapala Pamekasan mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. "Bumi segera dihijaukan mulai hari ini serta bertindak ramah lingkungan agar bumi tetap nyaman dihuni oleh umat manusia dan mahluk hidup lainnya," tandasnya.

Aksi bagi-bagi bibit pohon itu sebenarnya dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional 22 April lalu. Namun pada hari itu, Mastapala memulai aksi dengan memperbaiki tanaman dan membersihkan lingkungan di sekitar kampus.

"Kalau dibilang terlambat tidak juga. Sebab tanggal 22 itu hanya simbolis saja. Jika menanam dan merawat lingkungan harus pada tanggal 22 April, maka bumi akan semakin menangis karena terus digunduli," tandasnya.

Selain menyebarkan bibit kepada para pengendara, mahasiswa pecinta alam ini juga menyebarkan 500 lembar artikel berisi tentang kondisi bumi saat ini. Artikel itu juga sebagai bacaan dan renungan bagi masyarakat. Diharapkan setelah membaca artikel, masyarakat lebih memiliki keperdulian terhadap lingkungan dan segera melakukan aksi tanam pohon.

"Tindakan dimulai dari kesadaran. Dengan artikel tentang kondisi bumi saat ini, masyarakat bisa tergugah untuk segera aksi selamatkan bumi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com