Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Tanah, Warga Dua Desa di TTU Bentrok

Kompas.com - 25/04/2013, 18:29 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Gara-gara rebutan tanah, ratusan warga Desa Naiola dan Desa Oatalus, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terlibat bentrok, Kamis (25/4/2013). Satu warga terluka dan satu ekor ternak sapi mati akibat pertikaian itu.

Korban yang terluka diketahui bernama Mikahael Palbeno, Ketua RT 05 Kuafeu, Desa Oatalus. Bentrokan itu dipicu oleh masalah lahan yang terletak di Desa Naiola yang berdekatan dengan gedung DPRD TTU. Selama ini lahan tersebut menjadi sengketa antara beberapa suku di dua wilayah itu sejak tahun 1999 silam.

Dalam pantauan Kompas.com, bentrokan berlangsung sekitar pukul 14.30 Wita saat 80 orang warga Desa Naiola yang dibantu warga Kelurahan Maubeli dari suku Funan dan Oetpah membersihkan lahan sengketa seluas hampir 15 hektar untuk dibagi-bagikan secara merata kepada keluarga besar dua suku itu.

Namun, sekitar 90 orang warga Desa Oetalus dari dua suku, yakni Asuat dan Baitanu yang sejak awal mengklaim lahan itu milik mereka, datang dengan membawa parang, batu, dan kayu. Mereka kemudian merusak patok yang sudah dibuat oleh dua suku dari Desa Naiola dan Kelurahan Maubeli itu sehingga berujung bentrok.

Bentrokan yang terjadi di lahan kemudian berpindah ke sepanjang jalan protokol trans Timor Kilometer 9. Bahkan, bentrokan sempat masuk ke kompleks gedung DPRD. Selang beberapa lama kemudian, aparat dari Polres TTU yang dipimpin langsung Kapolres AKBP I Gede Mega Suparwitha berusaha mengendalikan warga yang sudah terlihat akan saling membunuh itu.

Namun, aparat Polres TTU menangkap sejumlah pelaku bentrok yang diduga berasal dari Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu. Para pelaku diangkut dengan truk Dalmas menuju kantor polisi. Namun, belum jauh dari lokasi kejadian, warga Oetalus yang menjadi beringas karena ketua RT mereka dianiaya, menahan mobil Dalmas. Sebagian besar warga terlihat memegang batu, kayu, dan parang bersiap melempar mobil polisi itu.

Situasi cukup tegang. Jumlah massa lebih banyak dari aparat Polres yang turun ke lokasi kejadian. Pilihan terakhir, mobil Dalmas harus mencari jalan alternatif menuju kantor Polres TTU dengan menempuh jalur Unimor karena tidak bisa melewati bundaran Km 9, depan gedung DPRD TTU yang dihadang massa.

Situasi kembali normal setelah ditenangkan oleh Kapolres TTU AKBP I Gede Mega Suparwitha. "Ya, saya minta bapak-bapak tenang, tidak boleh main hakim sendiri. Kalau bapak-bapak tidak tenang, terpancing dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, maka bapak-bapak yang rugi," tegas I Gede Mega Suparwitha di depan warga Desa Oetalus. Hingga Berita ini diturunkan, polisi masih berjaga-jaga di lokasi bentrokan untuk mencegah bentrok susulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com