Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina: Kuota BBM Jebol Bukan Karena Salah Hitung

Kompas.com - 23/04/2013, 20:24 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, jebolnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini bukan dikarenakan perhitungan yang salah. Ia mengatakan, besarnya konsumsi BBM itu telah sesuai dengan perhitungan semula.

Karen menyatakan, Pertamina telah memperhitungkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi hingga pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada setiap tahun. "Bukan kesalahan perhitungan, kan pertumbuhan itu harus dicocokkan," kata Karen saat ditemui selepas rapat koordinasi tentang solar di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (23/4/2013).

Ia menambahkan, jumlah kuota BBM bersubsidi ditentukan bersama atas kesepakatan antara Pertamina, BPH Migas, SKK Migas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta DPR. "Kalau kita sebenarnya sudah tahu pertumbuhannya berapa," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik memastikan bahwa konsumsi BBM bersubsidi pada tahun ini akan jebol lagi dari 46,01 juta kiloliter (kl) menjadi 48,5 juta kl. Dalam rapat dengan DPR sebelumnya, Pertamina pernah memperkirakan bahwa kuota BBM bersubsidi akan mencapai 48 juta kl pada 2013. Jumlah ini ditentukan atas dasar perhitungan Pertamina karena konsumsi BBM bersubsidi pada 2012 sudah mencapai 45,2 juta kl.

Namun, DPR akhirnya menyepakati konsumsi kuota BBM bersubsidi pada tahun ini sebesar 46,01 juta kl. Hal ini berdasarkan perhitungan di mana kuota BBM bersubsidi setiap tahun selalu bertambah. Pada 2012 saja, sudah ada pengajuan tambahan kuota sebanyak tiga kali, yaitu dari semula hanya 40,1 juta kl, menjadi 44,04 juta kl, dan akhirnya disepakati naik kembali menjadi 45,2 juta kl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com