Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban yang Tertimbun Belum Ditemukan

Kompas.com - 23/04/2013, 03:03 WIB

Garut, Kompas - Pencarian tiga petani korban tertimbun longsor di Kampung Puncak, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terkendala cuaca buruk. Hujan deras sejak siang hingga sore hari menghambat proses pencarian para korban.

”Belum ada korban tertimbun longsor yang berhasil ditemukan,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut Zat Zat Munajat di Garut, Senin.

Sebelumnya, tiga orang tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Puncak Lancang, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Sabtu (20/4), pukul 07.30. Pemicunya diduga karena hujan deras yang menggerus tebing tanah setinggi 300 meter di sekitar areal perkebunan garapan masyarakat.

Korban tertimbun adalah Elah (40), Juhaena (36), dan Enoh (40), semuanya warga Kampung Puncak Lancang. Longsor terjadi mendadak sehingga korban tak sempat menyelamatkan diri. Pencarian korban melibatkan polisi, tentara, warga setempat, dan relawan bencana.

Zat Zat mengatakan, untuk pencarian hari ketiga, pihaknya menurunkan dua alat berat ke lokasi kejadian. Namun, kedua alat berat itu belum memberikan hasil signifikan karena upaya pencarian terganggu hujan deras. Hujan deras dikhawatirkan memicu longsor susulan.

Sementara itu, Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana mengusulkan pembangunan tanggul permanen Sungai Wulan di Desa Mijen, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kepada pemerintah pusat. Tanggul permanen tersebut mendesak direalisasikan karena sudah dua kali jebol dalam dua pekan.

Kepala Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna) Noviyanto, Selasa, mengatakan, tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air telah meninjau kondisi tanggul Sungai Wulan.

”Sembari menunggu tanggul permanen terealisasi, BPSDA Seluna kembali menutup tanggul tersebut secara darurat dengan tanah urukan sebanyak 1.500 meter kubik. Kami berharap masyarakat bersabar,” katanya.

Sebelumnya, debit air Sungai Wulan yang terlalu besar, di atas 900 meter kubik per detik, menyebabkan tanggul Sungai Wulan di Desa Mijen jebol dua kali. Jebolan pertama sepanjang 40 meter dan 60 meter, sedangkan jebolan kedua sepanjang 7 meter.

”Hingga Selasa sore, debit air Sungai Wulan berangsur turun, dari 900 meter kubik per detik menjadi 400 meter kubik per detik. Diperkirakan, Selasa malam, air yang masuk melalui tanggul jebol akan berkurang drastis,” tuturnya. (CHE/HEN/TIF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com