Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Drainase, Dua Dusun Langganan Banjir

Kompas.com - 22/04/2013, 22:14 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com - Sedikitnya 20 rumah Kecamatan Tanggetada, Kolaka, Sulawesi Tenggara terendam banjir setinggi betis orang dewasa, Senin (22/4/2013). Banjir diduga disebabkan di kawasan itu tidak disediakan drainase yang mampu menampung air hujan.

Daerah yang terendam banjir tersebut terjadi di dua dusun, yakni Tondowolio dan Tuengge di Kecamatan Tanggetada. Di daerah tersebut tak satupun dreinase yang dibuat oleh pemerintah sehingga apabila hujan turun pasti rumah warga akan terendam.

"Tempat kami ini sudah menjadi langganan banjir kalau hujan turun. Permukaan tanah yang rendah serta tidak adanya drainase membuat daerah kami semakin parah, Pak. Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan di sini, apalagi tidak ada perhatian khusus dari Pemda Kolaka," keluh Sukmin, warga Dusun Tondowolio, Senin (22/04/2013).

Dia menambahkan, sebagian warga sudah terserang penyakit gatal-gatal dan diare akibat kampung mereka kerap dilanda banjir. Kejadian ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Di tempat terpisah, kepala desa setempat, Bustan membenarkan daerahnya sudah menjadi langganan banjir. Pihak desa sendiri telah menyampaikan kondisi ini ke pemda.

"Sudah banyak warga yang sampaikan sama saya kalau mereka sudah lelah dengan musibah banjir. Saya pun tiap kesempatan Musrembang di kecamatan pasti menyampaikan, namun belum ada respons hingga saat ini," katanya.

Menurutnya, Pemda Kolaka malah menyerahkan tanggung jawab membuatkan drainase dalam mengatasi banjir di daerahnya ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Katanya bukan tanggung jawab kabupaten kalau masalah drainase, itukan letaknya di jalan poros, jadi itu beban provinsi katanya. Ini kami sesalkan," ucap Bustan.

"Kami dari pemerintah desa bersama warga sekitar hanya bisa berbuat semampunya. Misalnya secara bergotong royong membuat drainase darurat untuk mengalirkan air ke sungai. Itu pun dengan alat seadanya sehingga tidak optimal. Kami hanya bisa pasrah," lanjut Bustan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com