Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Karangetang Berkah bagi Penambang Pasir

Kompas.com - 11/04/2013, 12:47 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, erupsi Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara, merupakan sebuah kejadian yang perlu diwaspadai dan dihindari dampaknya. Karena tidak seperti Gunung Lokon di Kota Tomohon, erupsi Karangetang selalu disertai dengan luncuran lava pijar yang berbahaya.

Namun peristiwa alam yang berbahaya tersebut malah menjadi berkah bagi sebagian warga yang menggantungkan hidupnya dari menambang pasir hasil dari erupsi Karangetang.

"Pasir ini baru semalam turun meluncur dari Gunung dan kami bersyukur karena itu berarti kami punya stok pasir untuk diangkut dan dijual kepada toko bagunan," ujar Opo (38), warga Bebali yang sedang menambang pasir di Kali Batu Awang, Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Sitaro, Kamis (11/4/2013).

Kali Batu Awang Bebali merupakan salah satu jalan tempat material vulkanis Karangetang mengalir. Beberapa puluh tahun lalu di lokasi ini, lava pijar dari Karangetang dalam jumlah sangat besar mengalir turun. Ketika lava pijar tersebut mengalami proses pendinginan dengan udara, lava pijar tersebut berubah menjadi batu-batu raksasa.

Kini selain batu-batu yang ditambang, di lokasi Kali Batu Awang, warga juga menambang pasir yang sering diluncurkan kawah Karangetang ketika sedang erupsi.

"Lumayan, dalam sehari bisa menambang untuk dua kali diangkut mobil truck. Kami menjual pasir-pasir ini kepada pemilik truck, lalu mereka menjualnya ke toko bangunan," ujar Opo.

Gunung Api Karangetang di Pulau Siau merupakan salah satu dari sekian gunung berapi yang ada di Sulawesi Utara. Karangetang dikenal dengan sebutan "The Real Volcano" karena keaktifannya sepanjang saat.

Minggu lalu, Karangetang setinggi 1.784 meter dari permukaan laut ini sempat meletus sehingga memaksa ratusan warga yang bermukim di sekitar Karangetang mengungsi ke tempat yang aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com