Jakarta, Kompas -
”Kemungkinan seperti itu sangat besar sehingga kami bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memfasilitasi dan mendorong pengurusan hak atas kekayaan intelektual produk UKM yang unggul,” kata Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Neddy Rafinaldy di Jakarta, Senin (1/4).
Terkait upaya mendorong UKM melalui peningkatan kualitas, daya saing, dan mengenalkan produk dengan pembeli potensial, Kemenkop UKM pada 3-7 April 2013 akan menggelar Pameran Fashion dan Aksesori. Kegiatan yang digelar di SME Tower, Jalan Gatot Subroto Kavling 94, tersebut akan diikuti sekitar 150 UKM terseleksi dari 33 provinsi di Indonesia.
Neddy mengatakan, pelaku UKM banyak menghasilkan produk kreatif, termasuk di antaranya fashion. Sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari Rp 473 triliun pada 2010 menjadi Rp 574 triliun 2012.
Khusus bidang fashion, sumbangannya terhadap PDB meningkat dari Rp 128 triliun pada 2010 menjadi Rp 164 triliun di tahun 2012.
Sektor ekonomi kreatif pada 2012 menyerap 11,8 juta tenaga kerja, dengan 3,8 juta orang di antaranya terserap di bidang fashion.
Neddy mengatakan, penyelenggaraan pameran tersebut bertujuan mengedukasi dan menyadarkan masyarakat bahwa produk fashion dan aksesori yang dihasilkan UKM Indonesia memiliki motif, corak, dan kualitas lebih baik dibandingkan produk sejenis negara lain.
Corak, motif, dan sentuhan seni produk yang dihasilkan UKM tersebut dipengaruhi oleh latar belakang masing-masing budaya daerah di Indonesia.
Selain unjuk bincang, pameran tersebut juga akan dilengkapi layanan konsultasi yang diberikan klinik HAKI, klinik pembiayaan, dan lainnya.
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Wilayah II Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, beberapa waktu lalu, mengatakan, keunikan produk IKM di industri kreatif merupakan salah satu keunggulan dalam bersaing di pasar.