Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Secara Kesatria, Menyerahkan Diri Lebih Bagus

Kompas.com - 01/04/2013, 18:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi memastikan bahwa para pelaku kerusuhan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Minggu (31/3/2013), merupakan pendukung masing-masing calon yang hadir dalam proses rapat pleno di kantor Komisi Pemilihan Umum Palopo. Polisi meminta agar para pelaku anarki menyerahkan diri.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen (Pol) Boy Rafly Amar mengatakan, massa pendukung kedua calon kepala daerah tersebut merupakan pihak-pihak penyebab kerusuhan, baik yang memprovokasi maupun yang terlibat langsung aksi perusakan.

"Jadi, kita berharap hari ini proses pemeriksaan terhadap mereka yang diduga terlibat berjalan dan bahkan jika mereka secara kesatria menyerahkan diri lebih bagus," kata Boy di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Senin (1/4/2013).

Boy menjelaskan, kerusuhan itu disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap hasil rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara putaran kedua untuk pemilihan Wali Kota Palopo. Ketidakpuasan itu dilampiaskan dengan tindakan anarki.

Jumlah massa yang melakukan perusakan sekitar 500 orang dan kedua calon sama-sama menyertakan massa. Namun, sejauh ini polisi baru menetapkan satu orang tersangka. "Mengenai tersangka yang ditetapkan dari mana, saya tidak bisa mengatakan. Yang jelas dia ikut dalam aksi perusakan dan pembakaran. (Tersangka pendukung) di antara peserta nomor urut 1 dan nomor urut 5," ujar Boy.

Menurut Boy, Polri meminta agar masyarakat dan elite politik di daerah hendaknya membangun kehidupan demokrasi yang jauh dari cara-cara kekerasan dan main hakim sendiri karena telah ada saluran hukum yang bisa ditempuh bila tidak puas terhadap pelaksanaan pilkada. "Lagi-lagi kita ditampilkan dengan tindakan-tindakan kekerasan dikarenakan ketidakpuasan terhadap proses pilkada," ujar Boy.

Massa pendukung calon wali kota/wakil wali Kota Palopo yang kalah, Haidir Basir-Thamrin Jufri, diduga membakar enam gedung perkantoran karena tidak menerima kekalahan. Gedung yang dibakar itu adalah kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar, kantor Wali Kota Palopo, kantor Dinas Perhubungan, kantor Panitia Pengawas Pemilu, kantor Kecamatan Wara Timur, dan kantor harian Palopo Pos. Massa juga membakar empat mobil dinas.

Pasangan Haidir-Thamrin diusung Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan sejumlah partai politik lain. Pasangan itu kalah dari pasangan Judas Amir-Akhmad Syarifuddin yang diusung Partai Golkar. Dalam pemilihan kepala daerah putaran pertama pada 22 Januari lalu, Haidir-Thamrin meraih 19.561 suara dan Judas-Akhmad 19.489 suara. Keduanya pun lolos ke putaran kedua mengalahkan lima pasangan calon lain.

Dalam rekapitulasi penghitungan suara putaran kedua, Judas-Akhmad berbalik unggul dengan 37.469 suara. Haidir-Thamrin meraih 36.731 suara. Hasil hasil rekapitulasi penghitungan suara KPU itu kemudian memicu kerusuhan.

Situasi Kota Palopo pada Senin (1/4/2013) telah berangsur kondusif. Polri dibantu tim pengaman gabungan, salah satunya dari unsur TNI, telah berhasil mengendalikan situasi di lapangan. Saat ini, polisi tengah meminta pertanggungjawaban hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan cara-cara anarki dengan melakukan pembakaran di sejumlah fasilitas publik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com