Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Kerugian Puting Beliung Belum Terdata

Kompas.com - 31/03/2013, 04:21 WIB

 

 

 

JEMBER, KOMPAS - Jumlah rumah roboh, rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan yang menjadi korban amuk puting beliung di tiga kecamatan di Jember, Jawa Timur, Jumat (29/3), terus bertambah. Meski demikian, total kerugian belum bisa dipastikan karena masih didata, apalagi kerusakan terus bertambah.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Heru Widagdo, di Jember, Sabtu siang, mengatakan, data korban bencana puting beliung masih bertambah. ”Pagi, data yang masuk ke posko 391 rumah rusak, sekarang menjadi 539 rumah rusak,” kata Heru.

Untuk kategori rusak berat tercatat 20 rumah, rusak sedang 159 rumah, dan rusak ringan 360 rumah. Korban meninggal satu orang, yakni Ika (25), warga Jalan Semeru, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember. Adapun korban luka sedang 2 orang dan luka ringan 6 orang.

Angin kencang datang dari arah selatan dan utara, kemudian pusarannya bertemu di sekitar Kauman atau Jalan Raya Sultan Agung. ”Akibatnya, rumah yang rusak berat di sekitar Jalan Sultan Agung atau Kauman,” kata Heru.

Untuk meringankan beban korban bencana, petugas BPBD Jember menerjunkan 465 relawan. Mereka berasal dari organisasi penyelamatan kebencanaan, TNI/Polri, dan dinas sosial.

Selain membantu membersihkan puing-puing rumah yang rusak, mereka juga mendirikan dapur umum. ”Kami bantu korban bencana angin puting beliung berupa bahan makanan pokok,” kata M Rizal dari media center kebencanaan.

Sejumlah korban bencana puting beliung tidak mau ditampung di posko yang didirikan di alun-alun kota. Mereka memilih tinggal bersama keluarga yang selamat. ”Istri dan dua anak saya ungsikan di rumah mertua. Saya mengutamakan membantu meringankan korban daripada diri sendiri,” kata Zaenal Arifin, anggota Jember Disaster Rescue.

Meski beberapa hari terakhir cuaca di sebagian wilayah Kalimantan Selatan terik dan menyengat, hal itu belum berarti telah masuk musim kemarau. Saat ini masih tergolong musim hujan. Potensi hujan deras disertai angin kencang masih ada sehingga harus tetap waspada.

”Sekarang curah hujan berkurang karena ada MJO (Madden- Julian Oscillation) di sekitar India. Biasanya menjelang datangnya MJO dan sesudah MJO curah hujan akan berkurang. Curah hujan kembali normal pekan depan,” ujar Miftahul Munir, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Hal serupa disampaikan Kepala BPBD Kalsel Rendra Fauzi. Musim kemarau diprediksi terjadi Mei-Juni dan wilayah Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru pada Agustus. (SIR/WER)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com