Medan, Kompas -
Sebelum kejadian, Andar dan tiga personelnya mendatangi Dusun Merek Rajani Huta, sekitar 2 kilometer dari Kantor Polsek Dolok Pardamean, Rabu malam. Kedatangannya terkait informasi warga tentang maraknya judi togel. Malam itu mereka berpakaian preman dan tidak membawa pistol. Andar kemudian menangkap bandar togel Kosdim Saragih alias Yeny Saragih dan membawanya ke mobil.
Saat itulah, istri Kosdim, Tamaria Aruan, meneriaki Andar dan tiga rekannya sebagai maling. Sontak warga berkerumun mengepung mobil. Andar kemudian melepas Kosdim, tetapi warga tetap tak bersedia bubar. Malah warga menjadi beringas dengan memukul-mukul mobil.
Andar lantas meminta ketiga anak buahnya, Brigadir Leonardo Simanjuntak, Brigadir Kepala Lamsar Samosir, dan Brigadir Satu Armadi Simbolon, untuk menyelamatkan diri. Dua di antaranya lari ke perkebunan, sementara Armadi kabur dengan meminjam sepeda motor warga.
Tinggal Andar di dalam mobil. ”Dia sudah menjelaskan bahwa dia kapolsek, tapi tetap diserang,” ujar Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Wisjnu Amat Sastro.
Kepala Polres Simalungun Ajun Komisaris Besar Andi Syahriful Taufik menjelaskan, ketika dikepung, Andar sempat menelepon dirinya. Saat itu sekitar pukul 21.00. Dia memerintahkan Andar agar keluar dari mobil dan menyelamatkan diri. Ternyata Andar tak dapat lari dari kepungan massa yang jumlahnya diperkirakan 150 orang.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto di Jakarta, Kamis, menyebut, aparat setempat telah meminta keterangan 100 warga. Sebanyak 16 orang ditetapkan sebagai tersangka.