Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan: Persulit Izin Pembangunan Asrama Etnis

Kompas.com - 27/03/2013, 15:15 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penyerangan terhadap lembaga pemasyarakatan kelas IIB Cebongan, Sleman, yang berujung pada tewasnya empat orang tahanan titipan Polda DI Yogyakarta, disikapi tegas oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Gubernur menegaskan, Yogya saat ini telah mengalami kemunduran. Pasalnya, selama 40 tahun terakhir, di wilayah ini, tidak pernah ada kasus perkelahian antar-etnis, tetapi sekarang kejadian itu marak terjadi.

Seperti yang diberitakan, empat korban yang tewas di dalam sel 5A Blok Anggrek Lapas Cebongan, Sleman, seluruhnya merupakan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Tiga di antaranya tercatat sebagai warga asrama NTT di Jalan Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta.

Lebih jauh, Sultan memandang, keberadaan asrama etnis cenderung memunculkan egoisme kedaerahan yang berpotensi menimbulkan konflik. Terkait hal itu, Gubernur memerintahkan setiap kepala daerah untuk tidak mudah mengeluarkan izin pembangunan asrama etnis.

"Persulit saja izinnya jika ada permintaan membuat asrama untuk etnis. Karena jika bukan diperuntukkan fasilitas, kami yang dirugikan," tegas Sultan yang ditemui di acara sarasehan sinergitas penanganan konflik sosial di Denggung, Sleman, Rabu (27/3/2013).

Sultan mengungkapkan, kepala daerah tetap harus ikut bertanggung jawab. Dilihat secara tugas, identifikasi konflik adalah wewenang bupati atau wali kota. Baru ketika ada unsur pelanggaran, aparat hukum yang akan menindak.

"Orang Yogya tidak pernah mempersoalkan latar belakang para pendatang. Tidak perlu jadi orang Yogya agar bisa diterima di sini. Cukup jaga sikap, perilaku, dan membaur dengan masyarakat," tegas Sultan.

Sultan berharap, Yogya tetap aman dan nyaman bagi siapa pun yang tinggal di sini. Ia juga mengingatkan agar pendatang bisa menjadi warga yang baik.

Sementara itu, di tempat yang sama, Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan siap melaksanakan instruksi tersebut dan segera akan menindaklanjutinya. "Kita akan terus pantau asrama etnis yang ada di wilayah Kabupaten Sleman. Mereka diharapkan bisa menjaga kenyamanan dan keamanan," ujar Purnomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com