Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan kalah dengan Preman

Kompas.com - 25/03/2013, 01:11 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Prihatin dengan maraknya tindak kekerasan yang terjadi, seperti penyerangan lapas kelas IIB Cebongan, yang menewaskan empat tersangka, yang dititipkan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), aktivis Koalisi Rakyat Anti Kekerasan mengelar aksi damai di Tugu Yogyakarta, Minggu.

Aksi damai yang diberitema "Jogja Istimewa Tanpa Kekerasan" ini di ikuti oleh Forum Bhineka Indonesia, Independent Legal Aid Institut (ILAI), Ayodya Tulada dan Kreasi Study Club Yogyakarta.

Dalam aksinya para aktivis anti kekerasan Yogyakarta menyalakan lilin sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya penyerangan bersenjata di Lapas kelas IIB, Cebongan, Sleman, yang terjadi pada, Sabtu (23/3/2013).

Salah satu aktivis Kreasi Study Club Yogyakarta, Cris Cahya mengatakan, aksi ini selain sebagai bentuk keprihatinan warga atas maraknya tindak kekerasan yang terjadi juga menuntut agar pihak penegak hukum segera menuntaskan kasus yang terjadi.

"Pemerintah dan penegak hukum harus bisa mengungkap siapa pun pelaku tindak kekerasan. Penyerangan di Lapas Cebongan salah satunya," terang Cris Cahya, di Yogyakarta, Minggu (24/3/2013).

Menurutnya, kasus Rezza dan terakhir penyerangan Lapas Cebongan menjadi sangat ironi pasalnya Yogyakarta yang dikenal kondusif, santun, berbudaya dan berpendidikan dinodai dengan aksi kekerasan.

Sementara itu Winarto salah satu aktivis Independent Legal Aid Institut (ILAI) berharap agar kasus kekerasan yang terjadi di Yogya tidak akan terjadi lagi. Pemerintah harus menunjukan fungsinya sebagai pengayom masyarakat dengan menjamin keselamatan, ketentraman dan kenyamanan warganya.

"Kewibawaan negara di pertaruhkan. Panjangnya daftar tindak kekerasan semakin menegaskan bahwa pemerintah gagal melindungi masyarakatnya," papar Winarto.

Ia melihat sampai saat ini keseriusan pemerintah dalam mengusut setiap kasus kekerasan masih sangat kurang. Terbukti dengan beberapa kasus tindak kekerasan yang sampai saat ini belum terungkap.

"Kasus wartawan Bernas Udin, kasus Rezza, di Gunungkidul dan terakhir kasus penyerangan lapas Cebongan, harus di ungkap sampai selesai, sehingga tidak menjadi misteri. Pemerintah jangan sampai menyerah dengan preman," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com