Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog dan RNI Siap Stabilisasi Harga

Kompas.com - 21/03/2013, 02:57 WIB

Jakarta, Kompas - Dua badan usaha milik negara, Rajawali Nusantara Indonesia dan Perum Bulog menyatakan kesiapannya untuk menstabilisasikan harga komoditas yang harganya menjulang tinggi.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, ada sejumlah rencana yang sudah disiapkan RNI untuk menjaga stabilitas harga, baik untuk petani maupun untuk masyarakat.

”Kami tidak hanya melakukan program resi gudang untuk gula saja, tetapi juga untuk kedelai dan bawang,” kata Ismed, di Jakarta, Rabu (20/3).

Untuk program ini, RNI sudah menyiapkan anggaran Rp 1,75 triliun untuk menampung kedelai petani. Sementara untuk bawang dianggarkan Rp 500 miliar. ”Dana itu diadakan kerja sama dengan BRI,” kata Ismed.

Selain kedelai dan bawang, RNI juga telah mengajukan kuota impor untuk menstabilkan harga daging sapi yang sudah sangat mahal.

”Kami sudah mengajukan impor 25.000 ekor sapi betina, 65.000 ekor sapi potong, dan 25.000 ton daging sapi per tahun. Namun pengajuan impor ini ditolak oleh Direktorat Jenderal Peternakan, dengan alasan kuota sudah habis,” ujar dia.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan regulasi dalam mengatur stabilitas harga komoditas. Perlu pengawasan dan instrumen lain yang bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk meredam gejolak harga.

”Sebagai perusahaan yang berpengalaman dalam mengelola logistik, Bulog mampu bila diberi tugas untuk melakukan stabilisasi harga daging sapi,” katanya.

Dijelaskan Ismed, kelangkaan daging sapi tidak hanya akan dirasakan masyarakat saat ini saja, tetapi bisa hingga tiga-empat tahun mendatang. Pasalnya, banyak sapi betina produktif telah dipotong di beberapa sentra pemotongan untuk memenuhi kebutuhan daging.

”Membesarkan anakan sapi butuh waktu yang lama. Pada saat itulah harga daging bisa lebih mahal dari sekarang,” ujar dia.

Kesiapan dua BUMN ini seharusnya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk menjaga harga.(MAS/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com