Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pilih Calon yang Tersangkut Korupsi

Kompas.com - 18/03/2013, 07:42 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Hari ini sejumlah 3.027.283 pemilih akan memberikan suara untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2013-2018. Lima pasangan calon bertarung dalam pilkada ini. Komisi Pemilihan Umum setempat diminta menjunjung tinggi netralitas.

Juru bicara Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT, Djidon de Haan, di Kupang, Minggu (17/3/2013), mengatakan, semua logistik Pilkada NTT sudah tiba di semua tempat pemungutan suara (TPS), total 8.360 TPS, yang tersebar di 3.321 desa/kelurahan dan 301 kecamatan di NTT.

”Tidak ada masalah dengan logistik. Bahkan, sekitar 800 calon pemilih asal Pulau Palue (korban letusan Gunung Rokatenda) yang mengungsi di Maumere dan Ende telah diberi hak untuk memilih. Mereka dijemput dan diantar pulang ke kamp pengungsian masing-masing oleh KPU Kabupaten Sikka. Jadi, terkait hak pilih dari para pengungsi ini tidak soal lagi,” kata Djidon.

Lima pasangan calon yang dipilih dalam Pilkada NTT ini adalah Esthon Foenay-Paul Talo, Ibrahim Medah-Melkiades Lakalena, Christian Rotok-Paul Liyanto, Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni, dan Benny K Harman-Willem Nope. Pasangan Christian-Paul maju dari jalur perseorangan. Selebihnya dicalonkan partai politik.

Pada hari yang sama juga digelar pemilihan bupati dan wakil bupati Sikka di Pulau Flores, NTT. Pilkada ini diikuti 9 pasangan calon, meliputi 6 pasangan yang diusung parpol dan 3 pasangan melalui jalur perseorangan.

Terkait kedua pilkada itu, Uskup Maumere Mgr G Kherubim Pareira SVD mengeluarkan surat gembala. Dia meminta masyarakat terlibat aktif dalam Pilkada NTT dan Kabupaten Sikka. ”Pastikan Anda terdaftar sebagai pemilih. Sadarlah bahwa pembaharuan dan perubahan tidak jatuh dari langit, melainkan hasil usaha bersama dalam semangat solidaritas.”

Jangka panjang

Masyarakat juga diminta tidak terlibat dalam praktik politik uang, tidak menyebarkan isu, serta bersikap kritis terhadap isu yang disebarkan, dan berdiskusilah secara dewasa. Bahkan, jangan tergoda kepentingan jangka pendek, memilih orang tertentu demi uang atau karena calon berasal dari suku atau agama yang sama. ”Berpikirlah dan bekerjalah untuk perubahan yang lebih berkelanjutan dan jangka panjang,” tegas Uskup Kherubim.

Kherubim juga mengingatkan masyarakat agar tidak memilih calon yang secara publik diketahui berdasarkan rekam jejak politiknya berseberangan dengan nilai-nilai yang diajarkan Gereja. ”Berkaitan dengan itu, saya minta perhatian kalian secara khusus pada kasus-kasus korupsi yang terjadi di wilayah kita. Korupsi merupakan salah satu sebab pokok keterbelakangan wilayah ini dengan wilayah lain di Indonesia,” papar Kherubim.

Sekretaris Keuskupan Agung Kupang Romo Gerardus Duka Pr juga mengingatkan masyarakat NTT menggunakan hak pilih sesuai hati nurani dan tidak mudah terprovokasi. ”Pilihan masyarakat hari ini sangat menentukan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan NTT lima tahun ke depan,” ujarnya.

Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Selestinus mengatakan, lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur adalah putra terbaik NTT.

Pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Urbanus Hurek, mengatakan, daerah ini butuh pemimpin yang benar-benar bersih dari korupsi, memiliki integritas kepribadian yang kuat, jujur, kreatif, dan rela berkorban untuk rakyat. ”Masyarakat perlu melihat kriteria itu sebelum menentukan pilihan,” kata Urbanus. (KOR/JAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com