Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Raskin Mirip Nasi Aking Hanya 3 Karung

Kompas.com - 12/03/2013, 19:12 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com -- Kepala Sub Bulog Priangan Timur, Arwakhudin Widiarso mengklaim bantuan beras miskin (raskin) mirip nasi aking hanya tiga karung dari total beras 982 karung yang dikirim ke Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Kualitas beras jelek tersebut akibat karung terkena air.

"Setelah dicek, itu beras yang kualitasnya jelek hanya tiga karung dari 30 karung yang dikembalikan warga. Sebagian lagi, warga khawatir beras kualitasnya tak bagus, jadi beras yang bagus ada yang dikembalikan," jelas Arwakhudin kepada wartawan saat dikonfirmasi, Selasa (12/3/2013) siang.

Widi menjelaskan, apabila ada yang menemukan raskin yang tidak sesuai kualitas dan timbangannya, semua kepala desa dan kelurahan se-Priangan Timur mesti melaporkannya ke Bulog. Langkah itu telah disosialisaikan kepada seluruh kepala desa dan kelurahan di lima daerah se-Priangan Timur. Yaitu, Ciamis, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Banjar dan Garut.

"Prinsipnya kita respons cepat dan apabila menemukan beras jelek akan kita ganti dengan cepat," ujarnya.

Pihaknya mengaku telah mengganti seluru beras yang dikembalikan warga, yakni 30 karung, meski setelah diperiksa, hanya ditemukan tiga karung berkualitas jelek.

"Di sini kita bukan akan mencari siapa yang salah. Bisa juga dari mitra Bulog sebagai pemasok beras raskin, kita nanti akan telusuri itu," tambahnya.

Nantinya, beras berkualitas jelek ini akan diklaimkan kepada mitra bulog sebagai pemasok beras raskin. Pasalnya, mitra pemasok ini berasal dari beberapa penggilingan beras di beberapa wilayah.

"Kebanyakan mitra bulog sebagai pemasok ada di wilayah Tasikmalaya dan Ciamis," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga memprotes kualitas beras raskin yang mirip nasi aking dan mengembalikan 30 karung dari 982 karung raskin seluruhnya ke kelurahan setempat. Mereka enggan menerima bantuan raskin yang per kilogramnnya dibeli seharga Rp 1.600 itu. Pasalnya, saat dimasak, nasi itu tidak berubah jadi nasi, serta buliran berasnya berwarna kuning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com