Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Resah Soal Rencana Jalur KA

Kompas.com - 09/03/2013, 02:29 WIB

CIREBON, KOMPAS - Ratusan sopir truk di Pelabuhan Cirebon resah atas rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun jalur kereta api yang memasuki wilayah pelabuhan. Hal itu dikhawatirkan akan menghilangkan mata pencaharian mereka sebagai sopir truk pengangkut bahan dan komoditas yang dibongkar muat di pelabuhan tersebut.

”Dengan kondisi pelabuhan yang sepi seperti sekarang, saya sudah kekurangan muatan. Dalam sehari pendapatan rata-rata Rp 30.000. Untuk bisa mendapatkan uang lebih dari itu, saya biasanya mencari tambahan dengan menjadi kuli angkut sagu,” kata Ahmad Santoso (44), sopir truk pelabuhan, Jumat (8/3), saat sedang menanti bongkar muat sagu dari Selat Panjang, Riau, di Pelabuhan Cirebon.

Rencana pembangunan jalur KA di Pelabuhan Cirebon membuat bapak tiga anak itu gelisah. Sebab, jalur KA itu otomatis akan memangkas penggunaan truk sebagai alat pengangkut batubara, pasir besi, aspal, sagu, dan tepung terigu, yang biasanya dibongkar muat di Pelabuhan Cirebon. Komoditas dan material yang umumnya berasal dari Sumatera dan Kalimantan itu diangkut dengan truk ke beberapa daerah di Jabar, antara lain Bandung, Purwakarta, dan Karawang.

Setiap hari, sekitar 250 truk beroperasi di Pelabuhan Cirebon. Sebagian besar truk mengangkut batubaru dari Cirebon menuju kawasan industri di Bandung, Purwakarta, Karawang, dan Cikarang. Truk-truk itu bekerja dengan sistem point to point. Artinya, satu truk mengangkut material mulai dari pelabuhan, gudang pengolahan, sampai ke pabrik pemesan di wilayah industri.

”Dengan adanya KA, kami mungkin hanya mengangkut material dari pelabuhan ke gudang pengolahan atau ke stasiun KA yang ada di pelabuhan. Pendapatan kami sudah pasti turun. Jumlah truk juga mungkin dikurangi,” kata Solikan (41), sopir lainnya.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan, pembangunan jalur KA yang memasuki Pelabuhan Cirebon merupakan rencana bersama pemerintah pusat dan provinsi. Tujuannya mendorong angkutan barang dan komoditas dari pelabuhan lebih efisien. ”Satu rangkaian kereta bisa mengangkut ratusan ton material. Selain itu, penggunaan truk menyumbang kepadatan lalu lintas, termasuk meningkatkan risiko kecelakaan,” ungkapnya. (rek)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com