Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, 3 Truk Terjebak Banjir Lahar Dingin Merapi

Kompas.com - 08/03/2013, 19:02 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Merapi sejak 13.30 WIB mengakibatkan banjir lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di kaki gunung. Aliran tersebut membawa material letusan Merapi 2010 hingga mencapai 20 Km.

"Tadi dari sensor cuaca terdeteksi intensitas hujan di puncak Merapi mencapai 110 milimeter dan akibatnya beberapa sungai yang berhulu di Merapi terjadi aliran lahar dingin," terang Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Sleman saat ditemui di Bronggang, Cangkringan, Sleman, Jumat (08/03).

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Dr Sutopo Purwo Nugroho mencatat lahar banjir dingin terjadi di Kali Pabelan, Blongkeng, Putih, Batang, Lamat, Krasak, dan Bebeng. Banjir lahar dingin relatif tidak besar seperti yang terjadi pada 13 Februari 2013 lalu. Tinggi banjir sekitar 50-100 cm dengan lebar 20-30 meter.

"Banjir lahar dingin tersebut menyebabkan 3 truk terjebak di sungai Bebeng Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tidak ada korban dalam kejadian ini. Evakuasi terhadap truk sedang dilakukan," kata Sutopo melalui siaran persnya, Jumat malam.

Menurut Sutopo, kondisi kawasan puncak Merapi masih tertutup awan gelap dan dimungkinkan terjadi hujan deras. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai karena berbahaya dari ancaman banjir lahar dingin susulan.

Saat ini, menurutnya, masih terdapat 70 juta meter kubik material vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi 2010 lalu yang masih mengendap di atas Merapi. Endapan material vulkanik tersebut sebagian besar menumpuk di lereng selatan dan barat Gunung Merapi.

Jika terjadi banjir lahar dingin, maka material vulkanik berupa pasir dan baru-batu besar akan meluncur ke selatan melalui wilayah Sleman Yogyakarta dan ke barat melalui Magelang, Jawa Tengah.

"BNPB dan BPPTK telah melakukan foto udara lidar dengan resolusi tinggi dan menambah peralatan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin," katanya.

Di bagian lain, Indro Sambodo, Divisi Operasional Tim Search and Rescue Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan, pihaknya sempat mengingatkan para sopir untuk menaikkan truk-truk pengangkut pasir mereka dari kali.

"Ketika terlihat ada potensi banjir kita langsung memberitahu kesetiap penambang untuk naik, agar kejadian banjir lahar dingin yang menelan 2 korban penambang pada 12 Februari lalu tidak terulang lagi," tegasnya.

Di Yogyakarta, banjir lahar dingin mulai terlihat melewati sungai Gendol sekitar 14.30 WIB. Aliran lahar dingin Merapi tersebut mulai kembali normal pada 16.30 WIB.

Hingga pukul 17.45 WIB, hujan di puncak gunung masih terlihat sangat deras. Gunung tertutup awan hitam dan kabut tebal. Banjir lahar dingin yang terjadi di sungai Gendol akhirnya menjadi tontonan warga sekitar. Banyak kendaraan yang berhenti hanya untuk melihat aliran material lahar dingin yang terbawa air.

"Masyarakat diharapkan tetap harus waspada dan hati-hati karena banjir kali ini membawa material. Sehingga dam-dam yang sudah normal, kini tertimbun kembali," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com