Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo, Buruh Tuntut Cuti Hamil Jadi Empat Bulan

Kompas.com - 08/03/2013, 11:42 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia (International Womens Day) 2013, sebanyak 150 buruh yang mayoritasnya perempuan, dari gabungan Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) dan Serikat Pekerja Mandiri Kecap Bango (SPMKB), melakukan aksi unjuk rasa, di Bandung, Jumat (8/3/2013).

Mereka menuntut setiap perusahaan yang mempekerjakan kaum hawa agar memberikan dan memperpanjang masa cuti hamil, dari tiga bulan menjadi empat bulan.

"Melahirkan adalah hak setiap perempuan, tapi masih banyak perusahaan yang melakukan diskriminasi. Untuk itu, kami menuntut setiap perusahaan jangan hanya memberikan cuti hamil cuma tiga bulan, tapi empat bulan. Dua bulan sebelum dan dua bulan setelah melahirkan," kata Euis Tita Kurniawan, Koordinator Komite Perempuan SPMKB, saat ditemui di sela aksi depan gerbang Gedung Sate, Jalan Diponegoro.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan mengatur cuti melahirkan hanya tiga bulan, tetapi Konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) Nomor 183 Tahun 2000 justru menyatakan, cuti melahirkan bagi pekerja perempuan adalah 14 minggu.

Dalam banyak hal, lanjut Euis, perempuan acap kali mendapatkan diskriminasi di tempat kerja, seperti persamaan hak dan kesenjangan upah.

Selain soal cuti hamil, ratusan buruh yang datang dengan berjalan kaki itu juga menyikapi masalah eksploitasi dan pelecehan seksual yang rentan terjadi pada kaum perempuan.

"Kami ingin menaikan harkat dan derajat kaum perempuan. Seperti kita tahu, perempuan masih menjadi obyek eksploitasi dan juga masih banyak pelecehan seksual di tempat kerja. Pada momen ini kami berharap, ke depannya Gubernur Jawa Barat terpilih minimal memberi perlindungan hukum untuk kaum perempuan," tegasnya.

Berdasarkan data yang dirilis para pendemo ini, penduduk Indonesia saat ini berjumlah 237.641.326 jiwa. Dari jumlah tersebut 49,7 persennya adalah kaum perempuan, atau sebesar 118.010.413 jiwa. "Dengan demikian seharusnya mempunyai peran yang setara dengan kaum laki-laki," ucap Euis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com